SUPERNATURAL-FANFIC Part 5 "Another Note, Another Death Note: Detective Days."





SUPERNATURAL-FANFIC


  (Part 5)

Another Note, Another Death Note:

Detective Days.”

Or

BIGPROJECT: Detective Days

Based On: L2 created by : Junita K

Written by: Junita K
Created Date: June 24 s/d 26th, 2013
Air Date: June 27th, 2013




Maaf, kali ini aku harus pergi meninggalkanmu sendirian lagi. Lagi, yah? Um, Sorry.
Aku akan menyelesaikan hal ini dengan caraku sendiri. Aku tahu kau akan kesal dan berfikir kalau aku ini gegabah dan ‘bodoh’ Aku tahu. Aku bukan dirimu, Kak.

L, aku tidak sejenius seperti dirimu. Tapi aku yakin dengan semua yang aku lakukan ini, keputusan bulat terakhirku ini, akan bisa membantuku dan dirimu. Aku akan kembali, Aku pasti kembali. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian lagi, tidak setelah apa yang terjadi kepadamu. Jaga dirimu, jangan terlalu memaksakan, kau tahu apa maksudnya itu. Tapi, yasudahlah, aku yakin kau tidak akan mau mendengarkan permintaanku yang satu ini. Karena aku yakin kau akan terus berusaha untuk menyelesaikannya dengan caramu sendiri. 

Bodoh, jangan bertindak seenaknya ‘ya? Kasihan orang-orang yang harus bekerjasama denganmu, Kak. Makan hati terus-menerus. Aku tidak tega melihat ekspresi wajah mereka.
Carilah teman, bukan. carilah seorang sahabat, bahkan kalau aku boleh menyarankan, carilah seorang kekasih yang akan bisa menerimamu apa adanya ‘dalam keadaan seperti apapun itu’ dengan begitu, mungkin, hidupmu akan penuh dengan warna. Tapi tentu saja kau harus merubah penampilan konyolmu terlebih dahulu. Harus? Haha, jangan meniru ‘Style’ ku ya?

Ubahlah diri dan sifatmu, Kak. Jangan berpura-pura lagi. Aku tahu kau lelah, begitupun aku.
Satu hal lagi,


Jadilah diri mu sendiri,

Salah satu cara untuk merubah dunia , memulai untuk merubah diri kalian sendiri terlebih dahulu menjadi yang ‘tidak seharusnya sempurna’ tapi melebihi baik.
Merubah sesuatu dari yang paling terkecil. Sekecil apapun hal itu, Hal kecil itulah yang akan menyelamatkan dirimu nanti.

“Many Leaves, One tree.” Banyak daun, tapi Satu pohon. Kita semua individu, tapi kita saling terhunbung satu sama lain, tak ada yang sendirian, bahkan kau pun tidak.


L , Ryuzaki, Law... Kak. Seterusnya, aku serahkan kepadamu (Kalian).
-J

3 Months Ago

New York, NY

FBI Office – Night

Maya, David dan Stuart merayakan malam kesuksesan mereka. Kali ini mereka bertiga berhasil memecahkan kasus yang sangat sulit untuk dipecahkan bahkan oleh beberapa agent yang lainnya.

“Wah, kali ini kita benar-benar hebat. Bahkan anggota yang lainnya pun tidak bisa melakukan apa yang kita lakukan. Kita benar-benar beruntung.” Seru David sambil meminum Bir-nya
“Ini bukan hanya sebuah kebetulan, David. Tapi inilah takdir kita.” Lanjut Stuart
“Sudahlah, mari kita rayakan saja keberhasilan besar yang kita peroleh ini.” Sambung Maya sambil mengambilkan beberapa minuman lainnya
“Bersulang!” Ucap Maya, David dan Stuart
“Hehe, bahkan kita melebihi L bukan?” Seru David
“Kitalah satu-satunya orang yang bisa mengalahkan reputasi L diseluruh dunia.” Lanjut Maya sambil tertawa kecil

Jantung Stuart berhenti berdetak. Ia meletakkan minumannya, dan lalu berjalan keluar dengan ekspresi kosong.
“Ada apa, Stuart?” Tanya Maya penasaran
“Aneh, Kenapa Stuart tiba-tiba pergi?” Tanya David pada dirinya sendiri

Stuart tetap berjalan. Tatapannya yang kosong, tidak menghalanginya untuk melakukan apa yang harus Ia lakukan. Langkahnya tetap berjalan. Ia mengambil sebuah tali tambang, pisau dan  besi. Tanpa terhentikan Ia terus bergerak maju. Membawa semua peralatan itu menuju kekantornya, tempat dimana Maya dan David berada.
Stuart sampai. Ia pun lalu menutup pintu ruang kerjanya dan mengunci pintu itu rapat-rapat. Sekarang lewat tengah malam. Hanya mereka bertigalah yang tersisa dikantor.

“Stuart, Apa yang kau lakukan?” Tanya Maya heran melihat Stuart yang membawa beberapa peralatan yang aneh
“Mengapa kau mengunci pintunya?” Tanya David

Stuart meletakkan semua benda bawaannya dimeja. Masih dengan tatapan yang kosong, Stuart menjawab dengan tenang.
“Ada hal lain yang harus aku lakukan.” Jawab Stuart tanpa ekspresi
“Hal lain? Apa itu?” Tanya David penasaran

Stuart berbalik, mengambil tali tambang dan pisau tajam yang berada dimejanya. Tanpa disangka-sangka, Stuart melilitkan tali tambang tsb ke leher David, dan memcoba untuk menghabisinya. Maya berteriak, Air minum ditangannya jatuh kelantai. Maya bergerak mundur menjauhi tempat David dan Stuart berdiri.
“Apa yang kau lakukan? Kau ingin membunuhnya?” Tanya Maya tidak percaya

Tanpa menghiraukan Maya yang mencoba menghentikan langkah Stuart, Ia lalu mengambil pisau. Sadar akan tali tambang yang melilit leher David tidak dapat menghabisi nyawanya dengan cepat, Ia lalu langsung dengan sigap membelah leher David. Darah bercucuran keluar melalui leher David, tanpa bisa terbendungi lagi, David terjatuh perlahan dilantai putih dan dingin ruangan Stuart. Tanpa ampun Stuart tetap saja melukai bagian-bagian tubuh David yang lainnya, Hingga Ia akhirnya meninggal ditempat. Maya histeris, Ia mengeluarkan senjata apinya sambil terus mengatakan “Bodoh, Apa yang kau lakukan? Mengapa kau membunuhnya? Rekan kerjamu sendiri? Ada apa denganmu?”

Stuart menjatuhkan pisaunya, Lalu mencoba mengambil besi yang berada dimejanya. Tapi Maya tidak mengizinkan. Ia menembak habis Stuart sebagai tindak penyelamatan dirinya agar Stuart berhenti, tapi tetap saja, Ia masih sempat mengambil besi itu dan berjalan menuju tempat Maya berada tanpa mengeluarkan sedikitpun ekspresi kecuali ekspresi kosong dan hampanya. Maya tetap melancarkan tembakannya beberapa kali kearah Stuart. Tapi Stuart tidak terhentikan. Stuart berada beberapa langkah dari hadapan Maya. Ia memukul keras kepala Maya tanpa ampun hingga tengkorak dan tulang belakangnya patah. Maya menyusul David, mati seketika diruangan tersebut. Stuart berhenti. Ia menjatuhkan besinya. Masih menatap kearah depan dengan tanpa ekspresi. Darah keluar melalui matanya. Kemudian menyusul melalui kulit tangan, badan, wajah, pada akhirnya seluruh tubuhnya. Ia tergeletak jatuh dilantai. Mati secara mengenaskan dan tidak wajar bersama-sama dengan dua orang rekan kerjanya. Maya dan David.

Darah berjalan deras keluar dari setiap celah tubuh pucat mereka yang tergeletak kaku dilantai.

Chapter One

Musik klasik terdengar. Kesunyian tertelan hidup-hidup oleh suara alunan musik yang berkumandang cukup keras diruang tamu. Dean berjalan dengan ‘segar’  aroma tubuh yang dilapisi parfum mind favoritenya yang selalu Ia gunakan sesudah mandi. Selalu. Dean sengaja selalu menggunakan parfum ini sehabis mandi karena dia berfikir “...Kapan lagi coba, Mandi dan pakai parfum ala Orang kaya. Kesempatan sebesar ini nggak boleh dilewatin, HaHaHaHaHa.”

Khayla selalu berfikir bahwa mungkin saja ada salah satu kabel di otak Dean yang konslet, atau mungkin sudah usang, atau sudah rusak.  Dean, menurut Khayla, dia itu, Anehnya minta ampun. Cuma dia manusia dengan karakteristik yang seperti ini. Langka, Harus dilindungi (Jangan sampai punah), fikir Khayla.

“Dean, kasihan Sam. Dia baru tidur dari jam 4 subuh. Dan sekarang kamu akan melenyapkan semua ‘istirahat nyenyak’ nya dalam beberapa detik. Turn the freakin’ music off!” Seru Khayla dengan nada santai berirama kesal didalamnya
“Is that an order?” Tanya Dean menantang

Khayla menutup bukunya dengan hentakan yang kencang. Lalu menaruhnya diatas meja, dan melihat Dean dengan posisi ‘Duduk Rapih seperti Ratu, Memegang pedang seperti Ksatria, Membidik panah seperti Pahlawan dan menatap tajam mengerikan seperti Penjahat’

Dean mengalah, tatapannya tidak menunjukan kekesalan sama sekali, karena dia tahu Khayla melakukan ‘Hal menyebalkan’ itu setiap kali Ia memang harus melakukannya demi kebaikan bersama. Seperti sekarang tepatnya. Ia menunjukkannya demi keperduliannya terhadap Sam.

Khayla berjalan menuju kedapur, Mengambil makanan yang sudah dimasaknya beberapa jam yang lalu. Dean berada dibelakangnya, mengambil Bir.

“Dean, Pagi-pagi nggak baik loh minum-minuman seperti itu.” Seru Khayla masih sambil membelakangi Dean
‘Yah, btw, aku nggak pernah melihat kamu menyentuh ‘hal-hal’ yang seperti ini sebelumnya.” Tanya Dean
“Karena aku nggak suka ‘hal-hal’ yang seperti itu. Kamu harus berhenti meminum-minuman ‘aneh’ yg seperti itu, Dean. Nggak baik, kasihan sama tubuh kamunya ‘loh. Aku Cuma mengingatkan aja ya. Tapi kalau kamu nggak mau, yasudahlah. Itu hak kamu.” Jawab Khayla tenang

Dean merasakan sesuatu yang aneh pada Khayla. Rasa ini, pernah Ia rasakan sebelumnya. “Apa ini?” Tanya Dean ragu-ragu dalam benaknya. Ia merasakan kepedulian seseorang yang melebihi teman dihadapannya.

“Memangnya kenapa?” Tanya Dean penasaran

Khayla membalikan tubuhnya, sambil membawa piring yang berisi macam-macam makanan pagi kesukaannya. Dengan ekspresi tenang sambil menyunggingkan senyumannya, Khayla menjawab dengan ramah.

“Karena, sebenci apapun aku sama diri aku sendiri, Aku akan tetap berusaha untuk perduli, sesering mungkin. Karena aku tahu, dan yakin. Orang yang menyayangi aku nggak akan bahagia dan senang jika melihat aku menderita. Seberapa yakin pun diri kalian bahwa tidak ada didunia ini yang menyayangi kalian ataupun perduli kepada kalian, kalian fikir kalian sendiri, Itu nggak benar. Ada Tuhan yang akan selalu ada bersama kita melebihi 24 jam nya hari dan 12 jam nya matahari. Lagi pula aku lebih senang merayakannya dengan ‘makan-makanan yang manis’ ketimbang meminum benda itu.” Jawab Khayla sambil berjalan menuju ruangan tamu
“Wow. Mood kamu berubahnya cepat sekali ya?” Tanya Dean dengan ekspresi senang entah kenapa
“Yeah, I hate slow. Korban iklan ‘kan jadinya.” Jawab Khayla sambil memakan sarapannya dan menonton Tv

Sam terbangun, rambutnya yang berantakan, mengelilingi wajahnya, ditambah, matanya yang agak kemerah-merahan yang mungkin saja disebabkan oleh  tidur instant-Nya. Khayla selesai menyantap sarapannya. Ia tidak perlu waktu banyak dalam menghabiskan semua makanannya, karena Ia sudah terbiasa memakan makanannya dengan ‘Mata tertutup’

“Sam, tidurlah lagi. Kau masih terlihat ‘mengerikan’ dengan penampilanmu yang seperti itu.” Ejek Khayla
“Hah, It’s Okay, I’m fine. Now.” Jawabnya masih dengan nada mengantuk
“Yasudahlah.” Ucap Khayla

Sam sudah sepenuhnya sadar. Dean masih pada sarapannya. Dan Khayla, masih terpaku dengan permainannya.
“Aah, kalah lagi. Susahnya minta ampun nih permainan.” Eluh Khayla
“Memangnya permainan apa sih, sampai kamu kesal sekali seperti itu?” Tanya Sam sambil menyunggingkan senyum “...Ada-ada saja.”
“Sudoku.” Jawab Khayla kesal
“Sudoku? Kamu kalah terus?” Tanya Sam heran
“Iya, susah, susah, susah. Ya ampun.” Jawab Khayla pasrah
“Kamu nggak bisa main Sudoku? Itukan gampang.” Lanjut Sam
“Setuju deh sama Khayla, Itu permainan susah nya minta ampun.” Potong Dean
“Kata siapa? Gampang begitu kok?!” Ejek Sam
“Iya deh yang ‘Jenius’ mah beda. I hate math.” Jawab Khayla dengan kekesalannya lalu mengambil notebook-Nya
“Kalau kamu mau belajar, nggak akan susah kok. Btw, about belajar, kenapa kamu nggak jadi masuk kuliah, La?” Lanjut Sam
“Khayla, Kuliah?” Tanya Dean kaget sontak terbangun dari duduknya
“Hm, about that, maybe later.” Jawab Khayla sambil menyunggingkan senyum ‘hehehe’-Nya
“Why?” Tanya Sam
“Masih mencoba untuk mencari-cari waktu luang, kalaupun ada, aku pasti akan ambil kuliah diwaktu luang ‘kok.” Jawab Khayla
“Semenjak kapan kamu memutuskan untuk kuliah?” Tanya Dean heran
“Aku yang meyarankan kok, Dean. Lagi pula, aku nggak mau masa depan anak ini ‘suram’ So, why not? Kamu nggak keberatan ‘kan, Dean?” Tanya Sam
“Well, kenapa aku harus keberatan. Itu ide yang bagus kok.” Jawab Dean tanpa ragu-ragu

Chapter Two

Khayla melihat notebook-Nya dengan penuh tatapan serius. Berita kali ini, mengingatkannya akan sesuatu. Didalam mimpinya.

“Guys, well, Aku ingin memberitahukan kalian sesuatu. Aku nggak tahu ini berita buruk ataupun berita baik untuk kalian, tapi...”
“What?” Tanya Sam
“3 bulan yang lalu, tiga orang agent FBI di New York terbunuh dengan cara yang mengenaskan dan sadis. Sampai sekarang belum diketahui penyebabnya.” Lanjut Khayla
“Well, bagus ‘kan. Jadi beberapa saingan yang memburu-buru kita akhirnya menghilang.” Ucap Dean
“Dean....” Ucap Sam
“What?” Tanya Dean
“Nggak baik bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.” Lanjut Sam
“That’s why, aku bilang ini mungkin berita baik atau buruk.” Lanjut Khayla
“Anything else?” Tanya Sam
“Well, not really. Tapi, didalam data autopsinya ditemukan semacam obat bius yang bersarang didalam salah satu FBI Agent ini. Namanya Stuart Marshall. Usia 28tahun. Dan sebelumnya mereka bertiga, bekerja dibawah, Oh.”

“What?’ Tanya Dean
“Mereka bertiga, sebelumnya, pernah bekerja dibawah L.” Lanjut Khayla
“L? Who’s L?” Tanya Dean
“You didn’t know?” Tanya Sam
“Kalau aku tahu, aku nggak akan nanya, Sammy.”
“Well, L adalah salah satu detektif terbaik dunia. Semua kasus yang bahkan tidak bisa diselaikan oleh beberapa negara sekali pun bisa diselesaikan oleh-Nya.” Jelas Khayla
“Wow, popularitasnya besar juga ya?” Lanjut Dean
“Ya, begitulah.” Sambung Sam
“Tapi, terakhir kali aku dengar, dia meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Dan kasus besar terakhir yang dia selesaikan adalah kasus Kira.” Lanjut Khayla
“Kira?” Tanya Dean
“How did you know? Bahkan itu tidak disiarkan di Tv. Maupun kematian L.” Tanya Sam
“Well, Um, Camael told me so. Walaupun dia tidak sengaja.”
“Camael? Seriouslly?” Tanya Sam
“Kapan dia sempat....” Tanya Dean
“Dan satu hal lagi, di setiap lokasi kejadiannya, ditemukan salah satu klue yang selalu sama.” Potong Khayla
“Apa itu?” Tanya Sam

Wara Ningyo.” Lanjut Khayla
“Apa itu Wara Ningyo?” Tanya Dean
“It’s some kind like a Strawdolls that believe in for curses. Banyak mitos-mitos tentang boneka ini. Mungkin, semua yang melakukan ini adalah orang yang sama. Dia ingin kita percaya bahwa dia ada, dan dia lah yang selalu melakukan itu.” Jawab Khayla
“Mungkin saja.” Lanjut Sam
“Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita nggak bisa membiarkan ‘pembunuhan’ berantai ini tetap terjadi terus-menerus ‘kan, kalaupun itu terjadi?!” Tanya Khayla
“Well, I didn’t like them, But, Khayla’s right. We can’t let this thing happening again and again in front of us like this. Ini bukan manusiawi namanya.” Jawab Dean
“Then what? Kita bahkan nggak tahu harus memulainya dari mana?” Tanya Sam
“Well, of course, kita harus menyelidiki hal ini langsung dari tempatnya.” Lanjut Khayla
“Dari Tempatnya?!” Tanya Dean kepada dirinya sendiri
“Yeah, but how?”
“Well, aku punya beberapa ide sih, tapi nggak yakin akan berhasil.” Lanjut Dean dengan ragu-ragu

Khayla dan Sam berjalan menuju mobil Dean. Dean masih ragu-ragu dengan keputusannya. Ia masih bimbang sendiri dengan hatinya.

“Dean, kita kan gak yakin kalau dia tahu akan masalah ini. Lagi pula emang dia kenal L?” Tanya Sam
“Who’s Garth?” Tanya Khayla
“Another Guy, Another Death Guy.” Jawab Dean bimbang
“Serius, Dean? Garth? Bagaimana?” Tanya Sam heran
“At least we’ve try.” Jawab Dean pasrah sambil menelfon Garth
Hallo?” Angkat Garth
“Garth? Is that you?” Tanya Dean
Of course It’s me. I’m not always some ‘Death Guy’ or Another ‘Guy’ like you think.” Jawab Garth
“I like him.” Ucap Khayla
Where have you been? Aku sudah berusaha melacak kalian kemana-mana, tapi nggak ketemu-ketemu. What’s happen?” Tanya Garth
“It’s along story. I’ve told you later. Where are you now?” Tanya Dean
On Kansas.
“Well, Bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang harus kami bicarakan denganmu.”
Well, Okay. Where?” Tanya Garth
“Tempat ‘yang seperti biasa’ kami akan sampai disana dalam beberapa jam, mungkin.” Jawab Dean
Okay, I’ll be waiting you there. See you.” Lanjut Garth, lalu menutup telfonnya.
“Tempat ‘yang seperti biasa’ Wow?” Ejek Sam
“Shut Up, C’mon.” Dean masuk kedalam mobilnya disusul oleh Sam lalu Khayla

Dean keluar dari mobilnya, disusul Khayla dan Sam. Garth, duduk menunggu mereka didalam Kafe. Sambil membaca-baca catatannya, Garth memakan lahap makanan yang ada dimejanya.

“Garth?” Sapa Dean
“Dean?” Garth, berdiri menghentikan aktivitas ‘memakannya’ lalu menatap seorang gadis disamping Sam dengan senyum merona-nya
“Um, Siapa ini?” Tanya Garth sambil menyunggingkan senyumannya
“Dia Khayla.” Jawab Sam

Khayla menyunggingkan senyumannya. Garth masih saja berdiri terdiam sesaat melihat Khayla, sambil memeperlihatkan wajah meronanya.
Dean menyadari akan hal itu, dan memperlihatkan ekspresi “...Ya ampun.”

“Okay, so...” Pecah Dean, sambil mencoba untuk duduk
“Silahkan, duduk.” Lanjut Garth, memepersilahkan Khayla duduk ditempat yang ingin Dean duduki. Lalu Dean mencari kursi yang lainnya
“So, what are you doing in Kansas?” Tanya Sam
“Another Job, Aku kan nggak bisa berdiam diri saja sementara banyak kasus diluar sana. Jadi, Um, semenjak kapan Khayla bersama kalian? Apa yang dilakukannya? Berburu ‘kah? Dimana dia tinggal sekarang?” Garth mengeluarkan ekspresi yang sama pada saat melihat Khayla untuk yang pertama kalinya. Dan kini itu terjadi lagi. Dean, sudah pasti Ia tahu akan apa masksudnya. Garth mencoba untuk menarik simpati Khayla

“...And about ‘the one that we’re gonna talking about’...” Lanjut Dean sambil dengan nada Jenuhnya
“Oh, Ya, Right. So, apa yang ingin kalian bicarakan?” Lanjut Garth mengingat-ingat. Sam memeperhatikan, dan mulai menunjukkan ekspresi tawa kecilnya
“Um, Garth, Apa kau sudah membaca berita tentang FBI Agent baru-baru ini?” Tanya Sam
“Oh ya about that, Aku tadinya ingin memberi tahu kalian. Aku rasa ada sesuatu dibalik semua kasus FBI Agent yang terbunuh sadis akhir-akhir ini. Tentang itu, aku sudah mencoba mencari tahu beberapa hal.” Jawab Garth sambil mengeluarkan berkas-berkasnya
“Apa ini?” Tanya Khayla
“...Beberapa berkas tentang kasus pembunuhan FBI Agent akhir-akhir ini. Didalamnya terdapat riwayat hidup mereka, dan beberapa autopsi pada jenazah korban.” Jawab Garth sambil masih terfokus pada Berkas-berkasnya
“Wow, tubuhnya...” Nada kengerian mulai terdengar dari suara Khayla, sambil terus melihat-lihat foto jenazah

“Dari mana kau mendapatkan semua ini?” Tanya Sam
“Aku bekerja sama dengan beberapa Hunter, dan meminta tolong mereka untuk membantuku.”
“Membantumu?” Tanya Dean
“Aku tidak bilang kepada mereka kalau ini semacam kasus, aku hanya bilang kepada mereka kalau ini hanya untuk keperluan pribadi. Karena aku masih mengira kalau ini hanya pembunuhan biasa...” Jawab Garth

“Pembunuhan biasa? Biasa katamu? Pembunuhan itu perbuatan keji, Garth. Jadi jangan meremehkannya, walaupun itu bukan urusanmu, tapi setidaknya kau harus membantu. Kau ini manusia, dan pemburu.” Balas Khayla dengan nada tegas
“Um, Maaf, aku tahu itu. Dan karena hal itu, semenjak aku menemukan beberapa Klue kalau mungkin saja pelaku yang samalah yang melakukannya, aku tetap berusaha untuk mencari-cari beberapa informasi disana-sini.” Lanjut Garth
“Pelaku yang sama? Bagaimana kau bisa yakin dengan hal itu?” Tanya Sam
“Aku sudah membaca-baca semua berkas, Menelusuri dan mencari beberapa informasi. Dan menemukan bahwa semua pembunuhan ini terkait satu sama lain. Dengan kata lain, pembunuh ini, pembunuh yang sama, yang melakukannya, dan dia mungkin saja ingin kita menyadari akan hal itu.”
“Itu hal yang sama yang terfikirkan oleh ku.” Lanjut Sam
“Lalu, jika kau sudah tahu tentang hal ini, mengapa kau tidak memberitahu kami?” Tanya Dean
“Well, tadinya begitu aku sadar akan hal ini, aku ingin memberitahu kalian terlebih dahulu, Lalu kau akhirnya menelfon, dan disinilah kita. Membicarakan hal sama yang ingin kita bahas.” Jawab Garth
“Terlebih dahulu? Maksudmu, kau sudah memberitahu Hunter yang lainnya soal ini?” Tanya Khayla
“Well, tadinya Iya, tapi aku rasa itu tidak perlu. Karena kalian sudah tahu, dan Hunter pertama yang menyadari akan hal aneh yang akhir-akhir ini terjadi pada FBI Agent. Aku hanya bingung, mengapa pembunuh ini menginginkan FBI Agent musnah. Apa karena dia takut?” Sambung Garth
“Mungkin, tidak. Guys, check this out.” Ucap Khayla merasakan sesuatu yang aneh pada salah satu foto autopsi tersebut.

“What? Apa ini?” Tanya Dean
“Lihat ketiga foto ini. Mungkin memang tidak ada yang aneh. Tapi jika kau lihat dengan sekilas...” Sambung Khayla
“Lukanya...” Ucap Sam
“Membentuk sebuah angka.” Lanjut Khayla
“Iya, lukanya membentuk sebuah angka. Memang tidak begitu jelas, dan orang biasa pasti akan mengabaikan hal sekecil seperti ini. Wow, kau hebat Khayla.” Jawab Garth
“Angka, Tapi apa maksudnya itu?” Tanya Sam
“Angka?!” Lanjut Khayla
“Garth, apa saja kah Klue-Klue yang kau dapatkan?” Tanya Sam tiba-tiba
“Well, selain mungkin saja pembunuh yang sama. Aku menemukan beberapa Boneka Jerami yang juga sama disetiap kejadian ini, dan...”
“Dan?” Tanya Dean
“Dan ada satu hal lagi yang membuatku penasaran.”
“Apa itu?” Tanya Khayla
“Sebelum mereka semua meninggal, mereka pernah mengunjungi tempat yang sama berkali-kali.” Jawab Garth
“Tempat yang sama? Mereka? Untuk apa?” Tanya Dean
“Well, aku juga belum tahu kenapa, tapi, Ya, mereka semua, hanya tempat ini, yang pernah mereka kunjungi, dan sama.”
“Aku tidak mengerti, apa maksud mu dengan ‘Sama, dan pernah dikunjungi’?” Tanya Sam
“Tempat yang sama yang sama-sama pernah dikunjungi...” Lanjut Garth
“Oleh mereka?” Tanya Dean
“Ya, Oleh mereka.”

“Kau tahu dimana tempat ini berada?” Tanya Khayla
“Aku pernah melacaknya sekali.” Jawab Garth
“Mungkin kita harus mengecheck tempat ini.” Ucap Dean
“Okay. And btw, Garth. Do you know L?” Tanya Sam
“L? Si Jenius detecktif dari jepang itu?” Tanya Garth heran
“Wow, Jepang? Aku nggak bisa bahasa Jepang. Do we have to go to Japan?” Balas Dean pasrah sambil menundukkan kepalanya, menyembunyikan ekspresi memelasnya
“Iya.” Lanjut Sam menjawab pertanyaan Garth
“Kau tahu?” Tanya Dean heran
“Of course, I know. He’s a legend, Dude. Untuk para Agent-Agent ‘seperti kami’ ini, Dia menjadi panutan terbesar yang harus diikuti langkahnya. Mungkin dia memang misterius, tidak pernah menampakan wajahnya, bahkan identitas aslinya seperti Nama, Keluarga dan tempat tinggal berstatus: Unknown. Tapi tidak ada masalah, walaupun sesulit apapun itu yang tidak bisa Ia selesaikan. But, I’ve heard some rumor that, katanya dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Aku nggak tahu itu benar atau tidak.” Jawab Garth

“Well, I guess I’m the one who didn’t know him. Merasa ketinggalan jaman jadinya.” Lanjut Dean dengan nada memelas
“How did you know about him?” Tanya Sam
“Bobby pernah menyamar dan bekerja bersama dengan Agent-Agent besar FBI, dan salah satunya adalah L. So, Bobby pernah menceritakannya kepadaku, dan bahkan Bobby mengakui kejeniusannya walaupun Ia bekerja dibawah komandonya, Bobby bahkan belum pernah kenal, mengetahui ataupun bertemu langsung dengannya.” Jawab Garth positif
“Bobby pernah bekerja dibawah komando L? Wow.” Sambung Dean
“Well, aku nggak begitu ragu dan kaget mendengar tentang L sebelumnya. Karena L adalah orang Jepang, dan aku tahu orang Jepang itu memiliki IQ yang rata-rata Luar Biasa menakjubkannya.” Lanjut Sam

“Yeah. And about L, aku juga baru menyadari, bahwa semua Agent FBI yang meninggal akhir-akhir ini, pernah bekerja dibawah komando L juga sebelumnya.” Sambung Garth
“Ya, kami sudah menyadari akan hal itu.” Jawab Dean
“Semuanya?” Tanya Garth
“Semuanya? Apa maksud mu dengan “Semuanya”, Grath?” Tanya Khayla
“Memang aneh, tapi semua Agent FBI yang meninggal itu pernah bekerja sebelumnya dibawah komando L. Kalian tidak tahu?”
“Tahu apa?” Tanya Sam
“Setelah kejadian 3 bulan yang lalu terhadap Maya Brandwide, David Routh dan Stuart Marshall, Kejadian serupa menimpa beberapa anggota FBI Agent yang lainnya. Dan seperti yang aku bilang. Boneka Jerami, tempat yang sama berkali-kali dan, bekerja dibawah komando L sebelumnya.”
“Jadi pembunuhan ini tetap berlanjut terus-menerus?” Tanya Khayla
“Ya, aku kan sudah bilang kepada kalian tentang pembunuhan ‘Akhir-Akhir’ ini, kalian tidak menggubrisnya ya? Heh.” Jawab Garth pasrah
“Maaf, Garth. Kesalahan terbesarku tidak memperhatikan hal itu.” Ucap Khayla sambil menyuggingkan senyumannya

“Tidak apa-apa. I’m fine. Better.” Balas Garth sambil menampilkan wajah merona-Nya
“Sekarang apa yang harus kita lakukan?” Tanya Khayla
“Aneh bukan. Klue yang sebagian besar ‘selalu’ sama, FBI Agent yang meninggal dengan cara yang tidak sewajarnya. Selanjutnya apa? Apa mungkin, pelaku ini ingin menghabisi semua FBI Agent yang pernah bekerja dibawah komando L? Tapi kenapa? Balas dendam ‘kah? L sudah tiada bukan?” Lanjut Garth
“Kali ini kau lumayan cerdas, Garth.” Ucap Dean
“Well, aku pergi ke kuliah beberapa kali.” Balas Garth sambil tersenyum
“Kita tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi, dan jika ini pelaku yang sama kita harus memastikan apa motif sebenarnya dari pembunuhan ini. Sekarang yang bisa kita lakukan adalah mencoba untuk menghentikan pembunuhan berantai ini secepat mungkin.” Ujar Sam
“Yeah, but how?” Tanya Garth
“Kita harus menyusun rencana.” Sambung Dean

“Okay. Pertama kita harus melengkapi bebrapa Puzzle untuk menyelesaikan kasus ini, tentu saja. Kita harus mencari informasi dan klue lainnya yang masih tersembunyi sebanyak mungkin dan mencoba untuk memecahkannya bersama-sama. Aku tidak begitu yakin, tapi aku fikir penjahat ini mungkin ingin menguji seberapa cerdas dan cepatnya kita dalam menyelesaikan masalah ini.” Jawab Sam
“Wow, it’s like a National Treasure ‘hah? Very interesting.” Ucap Garth
“Kita harus menyelidiki tempat itu sekarang.” Lanjut Khayla
“Okay. Garth, kau ikut?” Tanya Dean
“Tentu saja.” Jawab Garth bersemangat

Dean , Sam, Khayla dan Garth akhirnya sampai. Disebuah tempat yang tersembunyi dan jauh dari permukaan umum. Tempat ini begitu luas dan besar. Tempat yang aneh disebuah daerah jauh dari keramaian.

“Wow, Tempat ini tidak seperti yang aku bayangkan. It’s, Big!” Ucap Garth
“Yeah, Aku kira akan menemukan sebuah warehouse disini, Tapi ini, Wow, Cool.” Jawab Sam
“We gonna go. C’mon.” Lanjut Dean

Dean mengeluarkan senjata apinya. Khayla, Sam dan Garth mengikuti dari belakang. Garth dan Sam sudah siap dengan Senjata api mereka, dengan Khayla dan belati kecilnya yang mematikan.
Dean dan yang lainnya sampai ditempat sistem keamanan ditempat tsb. Dean memcoba untuk membobol, dibantu dengan Sam disampignya. Sementara Khayla dan Garth memeriksa keadaan kalau-kalau ada seseorang yang mucul tiba-tiba.
Sam dan Dean terkejut. Menampilkan ekspresi heran mereka sambil berbicara bersamaan.
“Wow!” Ucap Sam dan Dean

Khayla dan Garth menoleh kearah Sam dan Dean. Mencoba bertanya-tanya akan  apa yang terjadi
“Ada apa?” Tanya Garth
“Ada masalah?” Tanya Khayla
“Nothing. Hanya saja...” Jawab Sam
“What?” Tanya Khayla
“Mereka memasang sistem keamanan yang sangat canggih. Untuk tempat seperti ini? Wow. Ini akan sulit. Aku tidak tahu cara untuk mengatasi hal yang satu ini. Aku belum pernah ‘bertemu’ dengan yang ini sebelumnya.” Jawab Dean dengan ekspresi masih tidak percaya
“Ya, aku rasa aku juga tidak bisa.” Sambung Sam
“Let me take a look. Well, Um, Um, I guess me too. I didn’t know about this one. Then how do we get in?” Ucap Garth
“Apapun ini, seseorang tidak ingin kalau kita mengetahui apa yang ada didalam sana. Mereka sangat berhati-hati.” Jawab Sam pasrah
“Let me see.” Lanjut Khayla

Khayla mendekati sistem pusat keamanan tsb. Khayla sadar bahwa apa yang dikatakan Sam, Dean dan Garth benar. Sistem keamanan ini sangat-sangat canggih. Siapapun yang merancang ini, pasti tidak ingin ada seorangpun yang masuk tanpa seizin mereka. Khayla menaruh belati kecilnya didalm kantung jaketnya. Lalu melihat dan mencoba menangani masalah ini. Khayla selesai. Pintu belakang terbuka. Itu artinya Khayla berhasil membobol sistem keamanan ini. Butuh kurang lebih satu menit lima belas detik bagi Khayla dan itu sepadan. Dean, Sam dan Garth terdiam. Wajah  mereka membeku. Tidak percaya akan apa yang mereka lihat.

“Wow...” Ucap Sam masih dengan ekspresi kosong dan takjub
“How...” Lanjut Dean dengan ekspresi herannya
“Cool.” Potong Garth dengan ekspresi senyum bangga-nya
“Aku belajar beberapa trik. Tidak sia-sia ‘kan aku membaca buku setiap hari.” Jawab Khayla dengan penuh percaya diri lalu memasuki tempat tsb
“I like her.” Sambung Garth dengan ekspresi senyum ‘Wow’-Nya lalu menyusul Khayla masuk. Dengan Dean bersama ekspresi “...Ya ampun.”-Nya dan Sam dengan “Awesome”-Nya

Suasana sangat sunyi disini. Lampu tidak terlihat menyala. Suasana sejuk tidak seperti tempat angker membuat mereka bertanya. Tempat apa ini sebenarnya? Berada ditempat terpencil, Besar dan dilengkapi dengan alat-alat canggih didalamnya. Langkah demi langkah diambil hati-hati oleh mereka semua. Sampai pada saatnya Garth tidak sengaja menyenggol vas besar dan lalu terjatuh dilantai. Memecah keheningan. Dua orang berpenampilan dengan Jas rapih muncul. Yang satu laki-laki dan yang satunya lagi perempuan. Memeperlihatkan Senjata api mereka, dan mencoba untuk menjaga jarak dengan Dean, Sam, Garth dan Khayla.

“Angkat tangan kalian!” Seru Pria ber Jas
“Siapa kalian?” Tanya perempuan disampingnya
“Hehehe.” Dean menunjukkan ekspresi “...Oh tidak”-Nya

Chapter Three

Dua orang yang ber Jas ini menyeret dan membawa Dean, Sam, Garth dan Khayla ke sebuah ruangan. Ruangan ini dilengkapi alat-alat canggih didalamnya. Seperti monitor besar, Komputer, Banyak sekali Komputer. Dan sebuah meja yang berisikan makanan. Makanan manis. Dean, Sam, Garth dan Khayla sampai. Mereka berhenti. Dihadapannya duduk seseorang dengan posisi membelakangi. Rambut berantakan acak-acakannya dan pakaian putih terlihat dari kejauhan. Didepannya terdapat sebuah Monitor besar, dan Komputer dengan beberapa data didalamnya. Dari kejauhan Khayla memperhatikan Komputer tsb, beserta datanya. Itu data beberapa FBI Agent yang dibunuh akhir-akhir ini.
Tapi kenapa Ia bisa tahu akan hal itu? Bukankah data-data tsb rahasia, dan hanya pihak yang berwenanglah yang boleh melihat data-data seperti data tsb. Siapa orang ini?

“Jadi, kalian bahkan bisa membobol sistem keamanan ku tanpa aku ketahui. Tapi pada akhirnya, kesalahan sekecil apapun itulah yang membuat kalian tertangkap.” Ucap orang itu sambil masih duduk membelakangi Dean, Sam, Garth dan Khayla.

Suaranya terdengar dingin dan tak bernada sedikitpun. Tapi ada suatu nada dalam setiap ucapannya yang membuat setiap orang berfikir bahwa Ia bukanlah orang sembarangan.

“Siapa kau sebenarnya? Mengapa ada data-data tentang pembunuhan FBI Agent yang akhir akhir ini terjadi di Komputer mu?” Tanya Khayla dengan nada “...Aku tidak takut.”
“Mata yang tajam. Seharusnya pertanyaan itu aku yang menanyakannya kepada kalian. Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan disini? Membobol keamananku? Dan bagaimana kalian tahu tentang ‘kasus ini’, Pasti kalian bukan orang biasa?” Tanyanya dengan nada “...Let see who’s win.”
“Kami salah satu anggota FBI. Yang sedang menyelidiki kasus yang akhir-akhir ini terjadi didalam lingkupan kerja FBI Agent.” Jawab Khayla tanpa ragu-ragu
“Oh, FBI Agent ‘huh? Let me see some ID.” Perintahnya sambil mengulurkan tangan kananya dan masih dalam keadaan duduk membelakangi Dean, Sam, Garth dan Khayla

Dean, Sam, Grath dan Khayla mengeluarkan ID mereka. Dua orang ber Jas itu mengambilnya dengan tetap pada posisi berjaga-jaga kalau-kalau Dean, Sam, Garth dan Khayla menyerang.
Dua orang ber Jas itu memberikan ID Dean dan yang lainnya kepada seorang pria yang duduk didepannya. Lalu Ia mengambilnya. Perlu beberapa detik sampai Ia mengeluarkan kata-katanya lagi. Dean, Sam dan Garth masih terus dengan ekspresi Khawatir, takut-takut penyamaran mereka terbongkar.

“I see.” Lanjutnya
Lalu pria tsb memberikan ID tsb kembali kepada dua orang ber Jas tsb.
“Kalian anggota FBI. Eva, Jackson, turunkan senjata kalian.” Perintah pria tsb masih dalam keadaan duduk
“So, kau akan memberitahu kami siapa kau sebenarnya?” Tanya Khayla
“Aku bekerja didalam kasus ini.” Jawab pria tsb
“Kau anggota FBI juga?” Tanya Dean
“Bukan.” Lanjutnya
“Lalu?” Tanya Khayla

Pria tersebut berdiri. Lalu membalikan badannya. Baju putih, Celana Jeans, Postur tubuh yang aneh, Rambut berantakan, Wajah pucat dan garis tebal hitam dibawah matanya.. Ia melihat Khayla dan yang lainnya dengan tatapan tanpa ekspresi. Semuanya mulai bertanya-tanya, sebearnya siapa orang ini. Polisi? FBI? Tidak mungkin.

“So, tell me? Bagaimana kalian bisa menemukanku dan membobol tempatku ini?” Tanya pria tsb masih dengan ekspresi kosong
“First, Tell me who you really are. Then we talk.” Jawab Khayla dengan senyum “...Tell me then I won’t bite.”
“Aku L.” Jawabnya singkat

L? Serius? L? L, L Siapa? Orang ini nggak punya nama yang lebih bagus/keren apa? Singkat. L? Siapa L? L, ‘huh? L? Jangan-jangan?!.
 Benak Garth, Sam, Dean, Sam, Khayla dan Garth

“L? Si detektif dari jepang itu? Aku fikir kau sudah meninggal?” Tanya Khayla tanpa ragu-ragu

Ya ampun, Khayla, kamu mau mati? Berani sekali, Dia, aku jadi makin kagum. Khayla? What are you doing?
Benak Dean, Garth dan Sam

“Ya, aku L. Yang bangkit dari kematian.” Sambungnya mencoba membuat Khayla dan yang lainnya tertawa. Tapi mereka semua terdiam, hanya Garth lah yang tertawa seorang. Lalu Ia berhenti dan terdiam.
“Bagaimana kau bisa disini? Jadi berita itu palsu?” Tanya Khayla
“No, It’s true. Seperti yang aku bilang, aku disini karena kasus FBI baru-baru ini.” Jawab L

Wow, so this is L? Si detektif jenius yang hebatnya melegenda itu? Benarkah? Tapi aku fikir akan ‘lebih’ dari ini. Ternyata...
Benak Garth

“So, about apa yang kalian lakukan disini?!” Tanyanya sambil kembali duduk, dengan posisi aneh, jongkok lebih tepatnya, dikursi.
“Bagaimana kami bisa tahu kalau kau benar-benar the real L?” Tanya Khayla
“You didn’t. But my partner can help you guys to find out. Eva, Jackson, tunjukkan” Jawab nya singkat, sambil Eva dan Jackson menunjukka ID mereka sebagai Detective Sergant di FBI dan beberapa sertifikat dan berkas-berkas dari beberapa negara yang bekerja sama dengan L
“Okay, then. We believe you. Um, Is about the case. Kita menemukan beberapa Klue. Dan salah satunya adalah semua FBI Agent yang pernah meninggal, pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya.” Jawab Sam
“Klue ‘hah? Bagaimana kalian bisa tahu? Tempat ini terdaftar sebagai ‘rahasia negara’ diberkas mereka?” Tanya L curiga
“Tenang saja. Kami bukan Kira.” Jawab Khayla
“Kira?” Tanya L
“Kami tahu sebelum kau ‘meninggal’ kasus terakhir yang kau selesaikan adalah kasus Kira.” Lanjut Khayla
“Kira, serius? Wow.” Ucap Garth
“Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya L
“Because I can read your real name, L.” Jawab Khayla meleset dari jawaban yang sebenarnya
“What? You’re Kira now?”

“Kalau aku ini Kira, Aku akan membunuhmu dari beberapa menit yang lalu.” Jawab Khayla singkat dan menantang
“Tapi kau tidak akan bisa, Karena Kira membutuhkan ‘Death Note’ dan nama asli serta wajah untuk membunuh orang.” Jawab L menantang
“Aku tidak membutuhkan atau memerlukan catatan apapun jika aku ingin membunuh seseorang.” Lanjut Khayla dengan ekspresi “...Let see then.”
“If you’re not Kira, then how do you ‘really’know my name?” Tanya L heran
“I didn’t know. Maybe from some movie?” Jawab Khayla dengan nada “Masa bodo”-Nya
“Kau mulai tidak masuk akal...” Lanjut L
“So, about the case, Yeah, we know from someone that knows about ‘someone’ so. Bagaimana menurut mu tentang kasus ini? Kau menemukan sesuatu yang lain?” Pecah Sam
“Silahkan duduk.” Sambung L
“Wow, aku kira aku harus bisa berbahasa jepang terlebih dahulu.” Ucap Dean pada dirinya sendiri

Sam menjelaskan semua yang mereka ketahui tentang kasus ini.
“Apa-apa saja Klue yang sudah kalian temukan?” Tanya L sambil memakan permen-nya
“Sama seperti yang kau temukan. Salah satunya boneka jerami, dan juga pernah bekerja dibawah komandomu, L.” Jawab Sam
“Dan, satu hal lagi. Beberapa luka membentuk sebuah angka.” Lanjut Khayla
“Ya, aku baru saja mengetahui akan hal itu.”
“Apa mungkin ini semua tidak disengaja? Pembunuhan ini, semuanya saling terhubung satu sama lain.” Lanjut Dean

“Kami fikir, semua ini mungkin dilakukan untuk menyingkirkan semua anggota FBI yang pernah bekerja dibawah komandomu sebelumya. Tapi kami tidak tahu motif sebenarnya apa karena kami tahu kau sudah meninggal. Tapi kini, mungkin ini semakin jelas. Pembunuh ini pembunuh sama yang mengincar semua orang-orangmu L. Aku tidak tahu dia sudah tahu kalau kau masih hidup atau tidak, tapi ini jelas ditunjukkan untuk membalaskan dendamnya kepadamu.” Jelas Khayla
“Ya, aku rasa begitu. Semuanya saling terhubung satu sama lain.” Jawab L
“L...” Ucap Khayla
“Panggil aku Ryuzaki.” Potongnya
“Kami fikir ini lebih besar dari kasus Kira, Ryuzaki.” Sambungnya
“Hah?” Ekspresi Dean, Sam, Garth dan yang lainnya berubah menjadi tidak percaya. L mulai melihat Khayla dengan tatapan kosong yang didalamnya tersirat “...Bagaimana perempuan ini bisa berkata seperti ini?...”
“Apa maksudmu?” Tanya L
“Tidakkah kau menyadarinya juga. Kematian ini bahkan penyebabnya tidak diketahui, dan mereka semua saling terhubung satu sama lain. Orang yang melakukan hal ini jelas ingin kau menyadarinya juga. Bahkan tidak ditemukan sidik jari ataupun benda-benda yang bisa menuntun kita kepada si pelaku ini.” Jawab Khayla dengan ekspresi meyakinkan

Siapa mereka? Bukan, siapa perempuan ini? Kenapa bisa Ia tahu sebanyak ini?
Benak L

“Aku Khayla. Dia Dean, Sam dan Garth. Kami bukanlah Agent FBI yang sesungguhnya” Lanjut Khayla
“Heh?” Ekspresi Dean, Sam dan Garth berubah menjadi “Ya ampun, dia jujur, Gawat.”
“Kami hanya menyamar sabagai FBI untuk memudahkan kami menyelesaikan kasus-kasus seperti ini.” Jelas Khayla
“Lalu siapa kalian? Apa yang kau maksud dengan Menyelesaikan kasus-kasus yang seperti ini?” Tanya L
“We’re a hunters. We’re hunting things.” Lanjut Khayla
“Hunter? Things?” Tanya L masih dengan ekspresi kosongnya
“Yeah, kami memburu ‘Things’ dan untuk memudahkannya, kami menyamar sebagai FBI Agent. Look, tidakkah kau pernah berfikir bagaimana mungkin kasus yang sudah terlihat ‘dasarnya’ masih saja tidak bisa diselesaikan?”
“So, monster are real? Ghosts?” Tanya L
“Bahkan monster yang memakan manusia dari bawah tempat tidur, Yeah, even Shinigami. Aku tahu kau pasti sudah menyangka-nyangka akan hal ini sebelumnya kan, Ryuzaki? Kau berfikir bagaimana pembunuh ini bisa dengan ‘aman’nya membunuh korbannya tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Kau pernah mengalami ini sebelumnya, kasus Kira, dengan Shinigami.” Lanjut Khayla
“So, monters are real?” Tanya L masih dengan nada dingin

“Yeah. Except for Santa.” Jawab Dean
“Now what?” Tanya Sam dengan nada hati-hati
“Bagaimana kau bisa tahu sebanyak itu, Khayla?” Tanya L penasaran
“Like we said before, we know about someone who knows about ‘someone’ too.” Jawab Khayla tanpa ragu
“It’s angel. We know it from an angel.” Lanjut Dean
“An angel?” Tanya L heran
“Yeah, If shinigami is real, what makes you didn’t think that an angel is real?” Jawab Khayla dengan nada “...Dean, bodoh.”
“Okay, then.” Lanjut L
“Okay?” Tanya Khayla
“We gonna work this out together. Setelah mengetahui beberapa ‘banyak Klue’ yang aku dapat dari kalian. Aku menyimpulkan beberapa pendapat. Bahwa memang mungkin saja pelaku ini bukan orang biasa seperti kita. Ia cukup pintar untuk mengelabuhi mangsa-Nya.” Jelas L
“Baiklah kita akan bekerja sama dalam kasus ini.” Lanjut Khayla
“Okay.” Sambung Dean
“Jika aku boleh tahu. Bagaimana kau masih bisa hidup sampai sekarang, Ryuzaki?” Tanya Khayla penasaran

“Kau orang pertama yang menanyakan akan hal itu kepadaku. Well, aku tidak tahu bagaimana, tapi ini semua karena Adikku.” Jawab L
“Adikmu? Kau mempunyai adik?” Tanya Khayla
“Yeah, Dia Jen. Adik perempuanku. Dihari terakhir hidupku. Aku sudah merasakan bahwa detik-detik terakhirku sudah datang. Tapi tiba-tiba, aku bangun kembali. Hidup. Bernafas. Dan melihat nya didepanku. Aku tidak tahu bagaimana cara dia membuatku hidup kembali, tapi aku yakin itu tidak bagus.” Lanjutnya
“Mungkinkah...” Sambung Dean
“Mungkin apa?” Tanya Khayla
“Aku tidak tahu apakah ini benar tapi. Mungkin saja, Crossroad Demon?” Jawab Dean ragu-ragu
“Crossroad Demon?” Tanya L
“Yeah, Demon yang bisa mengabulkan semua permintaan kita. Bahkan menghidupkan orang yang sudah meninggal sekalipun.” Jelas Khayla
“Apakah itu mungkin?” Tanya L bimbang
“Yeah, sangat. Tapi ada bayaran yang harus kau berikan sebagai gantinya, dan percayalah padaku, itu juga tidak bagus.”
“Apa itu?”

“Jiwamu. Mereka akan memberikan beberapa tahun kepadamu untuk hidup, menikmati apa yang kau dapat. Dan lalu pada saatnya tiba, kau akan diambil, dibunuh tepatnya, oleh anjing penjaga mereka.”
“Hellhound.” Sambung Garth
“Yeah, Hellhound.” Lanjut Khayla
“Adikku melakukan itu?” Tanya L pada dirinya sendiri
“Kita belum tahu pasti, Ryuzaki. Jadi jangan berprasangka buruk dulu tehadap Adikmu. Mungkin saja dia mendapatkan pertolongan yang lain. Jadi, tetap tenang. Buatlah hidupmu lebih berarti, agar pengorbanan Adikmu tidak sia-sia.” Jelas Khaya
“Ya.” Jawab L dengan tatapan kosong
“Hm, ngomong-ngomong, bolehkan aku tahu mengapa kau selalu duduk dengan posisi ‘Jongkok’ seperti itu? Kau kan sedang duduk dikursi?” Tanya Khayla penasaran

“Aku memang duduk dengan cara aneh seperti ini. Jika aku duduk seperti orang normal lainnya, kemampuan intelegensiku akan berkurang sebanyak 40%.” Jawab L tenang
“Wow.” Ucap Garth heran
“Lalu, kenapa kau selalu memakan-makanan manis? Aku lihat banyak sekali ‘Makanan Manis’ dimejamu?” Lanjut Khayla
“What?! I like sweets. Makanan manis membuat fikiranku lebih jernih dan tubuhku membutuhkan banyak Kalori untuk ‘berfikir’ terus-menerus sepanjang hari. Memakan-makanan manis mebuatku menjadi ‘Lebih baik’ dan membantuku penuh dalam menyelesaikan semua kasus-kasusku. Lagipula, kau tidak akan menjadi gendut jika kau memakan-makanan manis sambil menggunakan Otakmu.” Jawab L sambil memakan-makananan manisnya
“Apa maksudnya?” Tanya Garth berbisik sambil memperlihatkan ekspresi heran

“Well, Okay. Pertama-tama. Kita tidak bisa mengerjakan hal ini sendirian. So, kita perlu bantuan dari Luar.” Ucap Khayla
“Bantuan dari Luar?” Tanya Dean
“Cam? Camael? Are you there? Can you please come here.” Lanjut Khayla
“Camael? Seriouslly?” Ucap Dean
“Who’s Camael?” Tanya Garth
“One of an angel...and our friend?!” Jelas Sam

Suara kepakan sayap diudara terdengar
“Please don’t call me Cam?! Not you.” Ucap Camael dengan ekspresi jenuh sambil berjalan menuju tempat Khayla
“An angel ‘huh?!” Ucap L masih tetap pada ekspresi kosongnya
“Wow, you’re fast, tidak seperti biasanya. Bagaimana dengan pencariannya?” Tanya Dean
“Nothing. So, kenapa kalian memanggil aku?” Tanya Camael
“We need your help.” Lanjtu Khayla
“My help? For?” Tanya Camael dengan nada heran, lalu Khayla memberikan sebuah berkas kepada Camael
“Well...”
“Kau tahu soal ini?” Tanya Khayla
“Ya...”
“Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya Dean
“Well, the question is not how do i know about this, but why i need to know about this?!” Jawab Camael
“Why?” Tanya Khayla
“Kami an angel memang tahu akan semua hal apapun yang terjadi didunia ini. Itu salah satu pekerjaan kami. Tapi kasus yang satu ini, sangatlah ‘tidak menyenangkan’ untuk kami.” Lanjutnya
“Kenapa bisa begitu?” Tanya Khayla
“Kau mungkin sudah tahu kan, dalang dari semua ini bukanlah orang biasa?”
“Kami pun berfikir demikian.” Jawab Sam

“Ya, dia bukanlah orang biasa. Kami menyebutnya Darah kutukan Shinigami (Blood or B).”
“Darah kutukan Shinigami? Bisa tolong jelaskan?” Tanya Khayla
“Well, okay. Pertama aku akan menjelaskan kepada kalian tentang Life Note.”
“Life Note?” Tanya Garth


“An Angel’s Note, Yeah. Dahulu Tuhan menciptakan sebuah catatan Khusus untuk salah satu Angel kepercayaannya, Jerahmeel. Tidak diketahui apa saja yang bisa dilakukan dengan Catatan ini, tapi aku dengar Catatan ini mempunyai kekuatan yang besar didalamnya, Ya salah satunya kalian pasti tahu, karena ini Life Note, Yang bisa membangkitkan seseorang yang sudah meninggal, Tapi hal seperti itu masih belum dapat dibuktikan. Lalu kemudian Tuhan menciptakan Catatan yang lainnya. Mereka menyebutnya The Deathly Death Note. Dan diberikan kepada The King Of Shinigami. Kekuatan yang dipunyainya sama besar dengan Life Note/Angel’s Note. Lalu barulah Tuhan menciptakan Death Note kedua. Berbeda, Tidak begitu kuat seperti The Deathly Death Note ataupun Life Note, tapi cukup kuat untuk mengalahkan umat manusia. Itulah sekarang yang dikenal sebagai Death Note, yang dimiliki oleh semua Shinigami. Lalu pada suatu saat, The King Of Shinigami berselisih dengan Jerahmeel. King, ingin melihat seberapa kuat dirinya melawan Jerahmeel. Lalu mereka mengadakan duel. Dengan menggunakan Catatan ini. Aku tidak tahu duel apa yang mereka lakukan,tapi pada akhirnya King kalah. Darahnya keluar deras dari tubunhya, lalu kemudia Ia kehilangan mata dan catatannya. Dan diketahui Darah, Mata dan Catatannya ini jatuh kebumi. Dan terciptalah Darah kutukan Shinigami. Pada saat itu, saat yang paling terburuk bagi para Malaikat, karena kami bahkan tidak bisa mengalahkannya. Dia sangat kuat. Terlihat seperti manusia, Mata kanannya diisi oleh mata Shinigami, dan Dia membawa catatan yang bahkan tidak bisa dipegang atau disentuh sekalipun oleh malaikat dan siapapun itu. Dan setelah itu, kami tidak pernah mendengar tentangnya, sampai sekarang.”

“Jadi, dia membunuh semua korbannya dengan The Deathly Death Note?” Tanya Khayla
“Bahkan kau tidak bisa membandingkan apa yang bisa The Deathly Death Note lakukan, melebihi Death Note. Yeah.” Jawab Camael
“Sekarang kita sedikit lebih tahu mengenai bagaimana Blood (B) membunuh semua korbannya, dan Siapa Blood (B) sebenarnya.” Ucap Khayla pada dirinya sendiri
“Btw, Bagaimana kalian semua bisa tahu akan hal ini?” Tanya Camael, Ekspresi Khayla berubah menjadi “...Oh No, Ketahuan.”
“Yeah, begitulah.” Jawab Dean
“Btw, Apa kau tahu cara menangkap Blood (B)?” Tanya Sam
“Well, Tidak juga. Sampai sekarang kami masih tidak tahu cara untuk menghabisi Blood (B). Mungkin, kalian bisa menanyakan Hal ini kepada Crowley, ataupun Tessa.” Jawab Camael
“Tessa?” Ucap Dean
“Crowley?” Ucap Garth
“Mungkin mereka berdua tahu akan keberadaannya. Satu hal lagi, ada satu cara yang mungkin kalian bisa lakukan untuk mengalahkan Blood (B).” Lanjut Camael
“Apa itu?” Tanya Sam
“Musnahkan The Deathly Death Note-Nya.”

“Musnahkan? Bagaimana? Membakarnya? Kita tahu ini adalah Death Note yang paling mematikan. Dan pasti akan sangat susah untuk menghancurkannya.” Sambung Khayla
“Yeah, Kau benar. Selain harus mengalahkannya dengan Life Note, aku tidak tahu cara lainnya.”
“Life Note? Apa kau tahu dimana Catatan itu sekarang?” Tanya Khayla
“Um, I don’t think so. Terakhir kali aku dengar. Jerahmeel kehilangan benda itu di Bumi. Dan yang kami para Malaikat rasakan, It’s hidden, somewhere save. Bahkan ditempat yang kami dan Jerahmeel pun tidak tahu. Sangat tidak mungkin untuk menemukannya, sekarang.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya Garth
“Menyusun sebuah rencana, Tapi terlebih dahulu kita harus mencari sebanyak mungkin pecahan Puzzle dan Informasi untuk memudahkannya. Camael, terimakasih, kami akan menghubungimu lagi jika kami membutuhkan bantuanmu.” Ucap Khayla
“Now, I’m wondering, why God created all of this, this things, this creatures?!” Tanya Dean pada dirinya sendiri
“God created something, with a reasons on it. Like us, Like you. And sometimes there is a thing that we should know, and there is a thing that we shouldn’t. God work with mysterious way, Son.” Jelas Camael dengan nada santai

“Kau terdengar seperti ‘Tua’ Yeah, So, I’ve heard.” Jawab Dean
“Baiklah, aku akan secepatnya kemari jika kau memanggil.” Camael menghilang dalam sekejap mata
“Okay. Sekarang kita harus memanggil Crowley.” Lanjut Sam

“Itu tidak diperlukan.” Crowley muncul tiba-tiba
“Seperti biasa, kau suka sekali mengagetkan orang.” Ucap Dean kesal
“That’s me.”
“So, Crowley, apakah kau sudah tahu tentang semua yang ingin kami bicarakan kepadamu?” Tanya Khayla
“Ya, dan Maaf aku tidak tahu dimana keberadaan Blood (B) sekarang. Tapi akau tahu seseorang yang mungkin akan bisa membantu kalian.” Lanjut Crowley
“Siapa?” Tanya Khayla
“Guys?” Tanya Tessa Heran
“Tessa?” Ucap Dean
“Bagaimana aku bisa disini? Oh, Kau, Crowley. Apa yang kau inginkan?” Tanya Tessa dengan nada kesal
“Bukan aku yang mebutuhkanmu, tapi mereka.” Jawab Crowley
“Dean, Sam? Ada apa ini?” Tanya Tessa
“Hai, Tessa. Aku Khayla, Ini Garth dan ini Ryuzaki.”
“Ryuzaki? Ah, Ryuzaki, I see. tentu saja, aku tahu dia.”
“Kau mengenal Ryuzaki?” Tanya Khayla


“Yeah, Aku adalah Reaper yang seharusnya membawanya ke Alam baka. Tapi itu tidak terjadi.”
“Apakah kau tahu apa yang membuat Ryuzaki tetap hidup? Crossroad Demon ‘kah?” Tanya Khayla
“Bukan, ini tidak ada sangkut bautnya dengan ‘Hal-hal yang berbau buruk’ tapi ini lebih kuat dan besar dari yang bisa kalian bayangkan. So, apa yang kalian inginkan dariku?” Tanya Tessa
“Kami ingin menanyakan tentang keberadaan Darah Kutukan Shinigami.” Ucap Sam
“Eh, Dia. Untuk apa? Kalian ingin menangkapnya? Baguslah.”
“Baguslah? Aku fikir kau akan memihaknya.” Lanjut Dean
“Memihaknya? Apa karena dia sejenis Shinigami? Huh, tentu tidak. Aku membencinya, bangsa kami membencinya. Lagi pula walaupun Shinigami artinya God Of Death or Reaper, Kami berbeda dengan mereka. Shinigami dan Reaper memang berada dalam satu jalur God Of Death, kami bukanlah makhluk menjijikan seperti mereka.” Jelas Tessa
“Kalian membenci mereka?” Tanya Dean

“Yeah, selain karena cara mereka ‘membunuh’ yang telah mengotori nama kami, Kami sangatlah berbeda dari mereka. Kami menggunakan cara ‘halus’ dalam mengambil sebuah nyawa, kami tidak berkelompok dan tidak membutuhkan Nama atau sebuah Catatan untuk membawa sebuah nyawa ke Alam Baka. Dan umur semua nyawa (Para manusia), bukanlah untuk kami. Kami tidak bisa dibunuh, tapi kami bisa dihancurkan. Lagi pula, kami juga benci dengan cara Blood (B)  membunuh. Ia membunuh (Mengambil nyawa) dengan caranya sendiri, dan memperpendek waktu kematian seseorang.”
“Jadi, apa kau tahu dimana sekarang Blood (B)  berada?” Tanya Sam
“Aku pernah beberapa kali merasakan keberadaannya. Aku rasa aku bisa membantu kalian untuk menemukannya.” Jawab Tessa santai
“Okay, Baiklah, Trims, Tess. Kami sangat menghargai bantuanmu. Tapi, kita masih tidak tahu bagaimana cara untuk menangkap Blood (B) .” Lanjut Khayla
“Well, mungkin kita harus tanya kepada Jerahmeel dan Azrael.” Sambung Crowley
“Azrael?” Tanya Sam

“Jerahmeel dan Azrael? Kau ingin membuat pertempuran disini?!” Tanya Tessa heran
“Memangnya kenapa dengan mereka?” Tanya Garth
“Jerahmeel is a God ‘Angel’ exaltation, dan dia memegang ‘Life Note’ sedangkan Azrael is an Angel of Death. Death, Crowley, Death. Mereka tidak menyukai satu sama lain.”
“Well, memang, tapi apakah kita punya pilihan lain? Begini saja, aku akan memberikan kalian Spell for summon Azrael dan Jerahmeel.” Lanjut Crowley
“Lalu bagaimana dengan kau?” Tanya Dean
“Aku tidak bisa terlalu lama berada disini jika ada ‘Mereka’, kau tahu, jika mereka tahu, aku akan berada dalam masalah besar. So, bagaimana?”
“Kita tidak punya pilihan lain. I’ll do it.” Jawab Khayla menerima usulan Crowley
“Baiklah, Ini. Seterusnya, kuserahkan kepada kalian.” Crowley memberikan sebuah kertas kepada Khayla
“Um, Crowley, Tessa?” Panggil Khayla
“Ya?” Tanya Tessa dan Crowley secara bersamaan
“Bisakah kalian datang jika aku panggil?” Pinta Khayla
“Aku akan berusaha sebisa mungkin.” Jawab Tessa
“Okay, Trims.”

Crowley dan Tessa menghilang meninggalkan Khayla dan yang lainnya. Semuanya mulai mengerjakan yang seharusnya mereka kerjakan. Semuanya berusaha untuk memecahkan beberapa Puzzle yang hilang dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.

Malaikat ya? Sekarang mungkin ini semua mulai masuk akal, dan mulai terlihat jelas. Sekarang yang harus aku lakukan adalah menghentikan pembunuhan ini pertama-tama. Dan memecahkan bebrapa misteri yang tersisa di ‘tubuh’ mereka.
Benak L

“Semuanya?” Pecah L
“Ada apa, Ryuzaki?” Tanya Sam


“Perhatikan layar ini.” Jawab L sambil memperlihatkan foto-foto salah satu FBI Agent yang terbunuh
“Ini foto-foto salah satu FBI Agent yang dibunuh beberapa hari lalu, kurang lebih 8 hari yang lalu. Wendy terbunuh 4 hari sebelum Leo, lalu menyusul Leo di 4 hari berikutnya. Wendy Clip dan Leo Reed. Itu artinya, pelaku sengaja membunuh korbannya selama 4 hari berturut-turut. Seperti yang kalian lihat, Luka mereka, membentuk sebuah angka, yang sampai saat ini belum terpecahkan apa maksud sebenarnya. Ditubuh Wendy Clip terdapat 7 Angka. 7, 5, 15, 18, 5, 5 dan 4. Sedangkan ditubuh Leo Reed terdapat 13 angka. 2, 9, 12, 12, 25, 18, 15, 19, 5, 23, 1, 18 dan 4. Ini mungkin merupakan sebuah pentunjuk yang ditinggalkan pelaku agar menyeret kita untuk menemukannya. Mungkin, memang rencananya semula adalah membawa kita kepada dirinya langsung. Jadi sudah bisa dipastikan dia sudah mengetahui rencana kita untuk menemukannya, dan bisa saja ini adalah jebakan. Bukan, ini memang jebakan. Dan sekarang, pertama-tama kita harus menghentikan pembunuhan berantai ini berlanjut dan menangkap pelakunya secepat mungkin.” Jelas L

Wow, reputasinya memang tidak bisa dipungkiri. Keren.
Benak Sam


“Dan ada satu hal lagi, yang membuatku penasaran. Polisi menemukan adanya ‘jejak-jejak’ selai Strawberry di tempat kejadian. Aku rasa orang ini menyukai selai Strawberry.” Ucap L sambil memakan makanan manis-Nya
“Selai Strawberry?” Tanya Dean
“Yeah.”


Semua terfokus dalam membaca dan menjelajahi berkas-berkas Autopsi dan Riwayat hidup beberapa Korban. Khayla berdiri, menghampiri Layar monitor besar didepannya, yang memperlihatkan foto-foto Autopsi tubuh Wendy Clip dan Leo Reed. Disampingnya, duduk, dengan posisi aneh-Nya (Jongkok) yang seperti biasa, L, sambil memakan permennya, dan masih melihat kearah monitor bersamaan dengan Khayla.

Wendy, Leo, dibius sebelum meninggal secara mengenaskan di apartement mereka. Meninggal di Apartement? Jarak jauh. Boneka Jerami, dan Selai ya? Strawberry? Straw? Strawdolls (Boneka Jerami)? Wendy Clip, Leo Reed. Luka, Angka? Luka? Angka?
Benak L

Wendy? Leo? Luka? Boneka? Selai? Straw? Strawdolls? Weird. That isn’t make a sense. What about the numbers? The scars? Angka? Luka? Angka? Let see...
Benak Khayla
Angka, Luka, Nama. Nama, Angka? (Benak L)
Huruf! (Benak L dan Khayla)

Okay, then. 7= L, 5= E, 15 = O  (Benak L)

R = 18, E = 5, E = 5 dan.... (Benak Khayla)

D = 4 / 4 = D! (Benak L dan Khayla)

7-5-15-18-5-5-4 Mungkinkah ini? L-E-O-R-E-E-D? (Benak L)

Kalau begitu... (Benak Khayla dan L)

Khayla berlari kearah belakang, bergegas mengambil sebuah kertas dan pulpen tanpa menghiraukan keadaan disekitarnya. Begitupun L, ia dengan sigap melompat kesamping dari bangkunya dan mencoba mencari secarik kertas dan pulpen. Sam memperhatikan. Sesuatu yang aneh dengan sikap mereka berdua, mereka melakukan ekspresi dan tingkah laku yang sama dalam waktu yang sama pula. Dean dan Garth masih terfokus pada Pekerjaannya. Khayla dan L akhirnya mendapatkan kertas dan pulpen, lalu kembali ketempat mereka semula. L duduk dengan posisi ‘Jongkok’ nya dikursi dan Khayla dengan posisi ‘Berdiri’nya  didepan layar monitor. L memperhatikan, ternyata Ia baru sadar kalau Khayla sudah berada disampingnya berdiri dari tadi. Sambil memperhatikan tangan Khayla, yang membawa Kertas dan Pulpen.

Mungkinkah? Hm, She’s fast. Good.
Benak L

L kembali kepada ‘pekerjaannya’ sama seperti Khayla. Berusaha untuk mengungkapkan ‘Pecahan Puzzle’ yang lainnya.

Kalau begini... (Benak Khayla)

Apakah mungkin... (Benak L)

Dia akan mencoba untuk membunuh lagi? (Benak Khayla dan L)

2 = B, 9 = I, 12 = L, 12 = L, 25 = Y ... (Benak L)

R = 18, O = 15, S = 19, E = 5, W = 23, A = 1, R = 18, dan, D = 4! (Benak Khayla)

D = 4? Day 4?4 Days?  (Benak L)

4 Days. Apakah ini cuma kebetulan? (Benak Khayla)

Bukan, Ini bukan kebetulan. Jadi, (Benak L)

B-I-L-L-Y-R-O-S-E-W-A-R-D lah yang selanjutnya! (Benak Khayla dan L)

L memutar bangkunya, lalu Khayla memutar badannya. Tanpa mereka sadari, mereka berdua mengucapkan hal yang sama secara bersamaan. L dengan ekspresi seperti biasanya, dingin dan kosong, tanpa ekspresi lebih tepatnya. Dan Khayla, dengan ekspresi Biasa-biasa saja nya.

“We’ve got it!” Seru L
“I’ve found it!” Seru Khayla
“Korban selanjutnya adalah Billy Roseward!” Seru Khayla dan L secara bersamaan. Khayla menoleh kearah L, dengan ekspresi heran. Lalu Sam, Dean dan Garth dengan ekspresi “...Ada apa? Hah? Kenapa? Kompak.” Melihat kearah L dan Khayla


“You’ve know?” Tanya Khayla
“Yeah, Sama seperti mu. Aku rasa kau sudah menemukan beberapa pecahan Puzzle selanjut nya lebih cepat dari pada aku.” Jawabnya sambil lalau berdiri dan menyunggingkan senyum Bangga, untuk yang ‘Kedua’ kalinya
“What? No. Kita mengucapkannya secara bersamaan, itu artinya kita sama cepat.” Balas Khayla dengan senyuman Khas-Nya
“Wow, kalian kompak. Jadi, apa yang kalian dapat? Bagaimana kalian bisa tahu bahwa korban yang selanjutnya adalah Billy Roseward?” Tanya Sam

“Luka ditubuh Wendy, menunjukkan bahwa Leo Reed-lah yang akan menjadi korban selanjutnya. Fikirkan kaitannya dengan Nama dan Angka. ‘Mereka’ berdua itu Huruf. Jadi, Pelaku sengaja menulis Angka berdasarkan huruf Alphabeth. Ditubuh Wendy terdapat 7 angka yang masih-masing adalah 7-5-15-18-5-5-4. Dan huruf alphabeth ke Tujuh adalah L. Lalu disusul 5 dengan E. Lalu seterusnya 15 = O, 18 = R, 5 = E, 5 = E dan 4 = D.” Jawab L dengan ekspresi biasanya
“L-E-O-R-E-E-D.” Jawab Dean

“Yeah, dan ada 13 angka yang ditemukan ditubuh Leo. 2-9-12-12-25-18-15-19-5-23-1-18-4. Masing-masing memiliki huruf tersendiri. B = 2, I = 9, L = 12, L = 12, Y = 25, R = 18, O = 15, S = 19, E = 5, W = 23, A = 1, R = 18, D = 4.” Sambung Khayla
“Billy Roseward.” Ucap Sam
“Jika dilihat dari waktunya, Leo meninggal pada pukul 09 malam. Lihat pada angka terakhir di akhir nama Leo.” Lanjut L

REED = 8 5 5 4
“4 + 5 = 9.” Jawab Khayla
“Yeah, dengan begitu kita bisa menyimpulkan pada jam berapakah Korban selajutnya akan terbunuh.” Ucap L

ROSEWARD = 18 15 19 5 23 1 18 4
“18 + 4 = 22? Dua puluh dua?” Tanya Garth
“Itu waktu Indonesia bagian barat untuk pukul 10. Itu artinya 4 hari sesudah kematian Leo pukul 10 malam.” Jelas L
“Itu artinya, Hari ini, malam ini pukul 10?” Tanya Dean
“Yeah.”
“Baiklah, kita harus bergegas. Kita masih punya 6 jam tersisa dari sekarang. Sam dan Garth bersama L dan yang lainnya cari tahu semua tentang Billy Roseward. Kalian tahu apa yang harus dilakukan. Sedangkan Aku dan Dean, akan berusaha berbicara dengan Jerahmeel dan Azrael.” Ucap Khayla
“Okay.” Balas Sam. Lalu Garth dan yang laiinya pun berusaha untuk bergegas mencari sebanyak-banyaknya Informasi tentang Billy Roseward. Khayla dan Dean berpindah tempat dan berusaha untuk memanggil Jerahmeel dan Azrael.

Chapter Four

Khayla membaca mantra dengan ditemani oleh Dean. Lalu muculah dua orang laki-laki. Yang satu menggunakan kemeja putih, rapih dengan celana Jeans putihnya. Dan yang satunya lagi menggunakan Jas hitam dengan celana hitamnya. Saat melihat satu sama lain, ekspresi jenuh dan kesalpun mulai terlihat. Khayla orang pertama yang menyadari akan hal itu.

“Fist of all, Um, Thank you, karena sudah mau repot-repot datang kemari. But, please don’t fighting. Aku berharap lebih dari kalian.” Ucap Khayla tiba-tiba
“Tenang saja, Kami tidak akan berkelahi didepan kalian, meskipun kami ingin.” Jawab Azrael
“Kami sudah terlebih dahulu tahu, mengapa kalian memanggil kami kemari.” Lanjut Jerahmeel
“Sudah tahu?” Tanya Khayla
“Yeah, before God’s left, He’s already told us about this, in His way.” Jawab Jerahmeel
“So, kalau begitu kalian sudah tahu kan maksud kami memanggil kalian?” Sambung Khayla
“Yeah, Tapi kamu tahu, cara satu-satunya untuk menghentikan nya adalah dengan Life Note. Sementara Jerahmeel tidak mengetahui keberadaannya.” Lanjut Azrael
“Tapi, mungkinkah ada cara lain untuk mengalahkannya selain menggunakan Life Note?” Tanya Khayla
“Aku rasa tidak.” Lanjut Jerahmeel
“But, God left us something else to us, to help you.” Balas Azrael

“Ini kain pemberian-Nya, dengan ini, kalian bisa menahan apapun dan siapapun.” Lanjut Jerahmeel sambil memberikan kain tsb kepada Khayla
“Jadi masih ada kemungkinan Ia akan terus hidup?” Tanya Dean
“God work with mysterious way, Son. Dia selalu memciptakan sesuatu dengan sebuah alasan didalamnya, dan Dia juga sudah tahu, bahwa Khayla tidak akan membunuhnya. Tapi selain itu, masih ada rahasia dibalik rahasia. Kami rasa waktu kami tidak banyak.” Jawab Jerahmeel
“Kami masih harus melanjutkan pekerjaan kami yang lainnya.” Lanjut Azrael
“Thank you.” Balas Khayla
“You’re welcome.” Jawab Azrael
“Btw, about the thing that “I wouldn’t been able to do that” You really know what it’s mean right?” Tanya Khayla
“Yeah, Of course.” Jawab Jerahmeel

“Then, Please. Do not hate each other. I know your kind are much and different. But you’re still together connected one to another. God, created you for some reasons, so did this. You can’t blame each other for the mistakes that you’ve not done. That’s the point. You didn’t do that, so did he. There is something that you could change, But there is something that you couldn’t. That’s the fact, so take it.” Ucap Khayla dengan nada meyakinkan dan halus
“Heh, Yeah, Maybe you’re right, there is the reasons, why God created all of this, and him, and me and you. We’re all individuals, but we’re still connected. It’s what we live by, I know. No one’s own their own. Not even him. Ada sesuatu didalam dirimu, yang membuatku bertanya-tanya dan penasaran. Sesuatu didalam dirimu yang bercahaya, bersinar melebihi apapun. You remind me of Him. We’ll see you again. Thank you.” Ucap Jerahmeel
“Yeah, Thank you...” Lanjut Khayla

Lalu Jerahmeel dan Azrael pun pergi, menghilang meninggalkan Dean dan Khayla dengan Kain putih pemberian Tuhan yang dititipkan kepada Jerahmeel dan Azrael untuk diserahkan kepada Khayla demi mebantunya.

“Kita harus bergegas sekarang.” Ucap Khayla

Dean dan Khayla bergegas pergi menghampiri Sam dan yang lainnya.
“Dean?” Ucap Sam
“Bagaimana?” Tanya Dean
“Kita sudah mendapatkan lokasinya.” Jawab Sam
“Dimana?” Tanya Khayla
Manhattan.” Balas Sam
“Butuh beberapa Jam untuk bisa sampai disana.” Lanjut Dean
“Aku tahu.”
“Jam berapa sekarang?” Tanya Dean
“Sudah hampir jam delapan, kita harus bergegas.” Sambung Khayla
“Bagaimana dengan itu?” Tanya Sam
“Tidak ada cara lain untuk menghentikannya. Tapi kita bisa menggunakan kain ini untuk menangkapnya.” Jawab Dean

Semua orang bergegas mulai dari Dean, Sam, Khayla, Garth, L, Eva dan Jackson. Mereka memasuki mobil mereka masing-masing. Dan bergegas pergi ketempat tujuan.
Sekarang pukul 09.45 malam. Sam dan yang lainnya tiba ditempat tujuan. Kini mereka berhati-hati dan mempercepat langkah-langkahnya untuk segera masuk kedalam rumah korban.
Keadaan sangat sunyi dan tamapk gelap gulita. L, Eva, Jackson dan Dean bersembunyi diruang tamu. Sementara Garth, Sam dan Khayla bersembunyi di dapur.

Sesosok bayangan muncul didapur. Walaupun keadaan gelap gulita, Mata Khayla masih saja bisa melihat sesosok bayangan tsb, Menggunakan baju merah lengan panjang dengan celana Jeans hitamnya. Sesosok bayangan tsb membuka Kulkas, dan mengeluarkan beberapa selai, lalu mengambilnya dan memakan selai tsb hanya dengan menggunakan Tangannya tanpa apapun. Dari kejauhan, Khayla bisa melihat cahaya gemerlap kemerahan dimatanya, tampak bersinar cemerlang didalam kegelapan. Mata kanannya, berwarna merah dan sangat bercahaya.
Khayla memberika tanda kepada Garth dan Sam bahwa Dialah orangnya (Blood), dan segera menyarankan untuk menangkap Blood (B)  selagi, dia sedang lengah.

Sam dan Garth bergerak maju, sambil membawa kain putih tsb. Lalu Garth menyalakan Lampu dapur, dan Sam mengarahkan senjata apinya dihadapan Orang tsb, posisinya yang membelakangi Sam, Garth dan Khayla.
Dean melihat cahaya didapur menyala, lalu segera bergegas pergi menuju dapur bersama L dan yang lainnya.

“Angkat tanganmu!” Teriak Sam sambil mengarahkan pistolnya ke arah Blood (B)

Blood (B) masih membelakangi Sam dengan postur badan anehnya sambil masih memakan selai Strawberry yang Ia ambil dari kulkas.

“Aku bilang angkat tanganmu, atau...” Gertak Sam
“...Don’t worry, I know you, you gonna come to me...” Potongnya
“What?” Tanya Garth dengan nada aneh
“Right, Sam Winchester?” Lanjutnya sambil membalikan badannya, senyuman seramnya menyeringai, sambil terus memakan selai Strawberry, yang meluber kemana-mana, hingga kepakaiannya, Mata kanannya mebuatnya lebih terlihat menyeramkan

Sam menjadi aneh dalam seketika, Ia menjatuhkan senjatanya, ekspresi wajahnya berubah menjadi kosong dalam seketika.
“Oh, No.” Ucap Khayla
“Apa yang terjadi kepada Sam?” Tanya Garth
“Dia membius Sam.” Lanjut Khayla dengan nada kengerian
“Now, Sam, Kill them all.” Perintah Blood (B) sambil terus memakan selai Strawberry

Sam menuruti perintah Blood (B). Ekspresinya masih pada tatapan wajah kosong. Sam mulai menyerang Khayla dan Garth. Khayla berhasil menghindari Sam. Begitupun Garth. Walaupun pada akhirnya Khayla harus berusaha menghentikan Sam dengan memukul keras Sam hingga Ia terjatuh.

“Well, lumayan. Tapi tetap saja, kau tidak akan bisa lari jauh dari diriku.” Lanjut Blood (B)
“Let see then.” Tantang Khayla, Blood (B) mencoba untuk menyakiti Khayla dengan kemampuannya, tapi tidak berhasil. Bahkan Ia pun mencoba untuk mengetahui nama asli Khayla dan Lifespannya, tapi tetap saja, Tidak bisa. Aneh, tidak ada seorang manusiapun yang sebelumnya tidak bisa disakiti Blood (B) ataupun Nama dan Lifespannya tidak terbaca (Tidak muncul/Terlihat)
“What’s wrong? Can’t kill me?” Tanya Khayla

“How? How did you do that?” Tanyanya dengan nada kesal dan marah
“Yeah, about that, God always help me with it. Crowley, Tessa, Now!”

Tiba-tiba Crowley dan Tessa datang. Dari belakang mereka berusaha untuk melilitkan kain itu ditubuh Blood (B), dan mengikatnya. Crowley dan Tessa masih mencoba untuk menghalanginya kabur. Dean, Eva dan Jackson pun muncul.

“Sam?” Dean sambil membantu Sam yang baru tersadar bangun
“Are you okay?” Tanya Dean khawatir
“Yeah, I’m, I’m fine.” Jawab Sam sambil mencoba untuk bangun
“I’m sorry, Sam about that.” Ucap Khayla
“It’s okay. I’m good.” Jawab Sam

Blood (B) tertawa, tawanya yang menyeramkan dengan seringai diwajahnya dan cahaya merah dimata kanannya, serta selai Strawberry dipakaian  dan wajahnya yang berantakan dan berlumeran dimana-mana kini terlihat seperti darah yang sangat lengket dari kejauhan. Ia lebih terlihat menyeramkan daripada Shinigami

“So, tell me. Kenapa kau melakukan semua ini? Membunuh semua anggota FBI Agent? Yang pernah bekerja dibawah komando L?” Tanya Khayla
“Karena itu salah satu kesenangan terbesarku.” Jawabnya masih sambil tertawa seperti layaknya Shinigami yang sedang tertawa
“Apa karena kau dendam dengan mereka semua?” Tanya Khayla
“Hahaha, seperti yang aku bilang, itu adalah salah satu kesenangan terbesarku.”
“Mereka tidak pantas meninggal seperti itu.” Bentak Khayla masih dengan nada santai
“Kau salah. Justru merekalah yang pantas mati dengan cara seperti itu. L sudah meninggal. Dan semua yang pernah bersamanya dan bekerja sama dengannya, harus merasakan hal yang sama.” Jawabnya sambil menyeringai

“L? Jadi kau melakukan semua ini karena L? Kau ingin balas dendam kepada semua orang yang tidak bersalah? Kenapa? Jika L tahu, dia pasti akan kecewa kepadamu.” Lanjut Khayla
“Kenapa? Kau bertanya kenapa? Harapan terbesarnya adalah merubah dunia menjadi tempat dimana tidak ada orang jahat didalamnya, dimana semua hanyalah kebaikan. Tapi setelah dia meninggal, Orang-orang ini bahkan tidak perduli kepada lingkungan disekitarnya. Mereka menjadi lebih egois dan egois, bahkan mereka fikir mereka lebih baik daripada L. Hahaha, mereka memuakkan.”
“B?” Panggil seseorang dari kejauhan

L muncul, dalam sekejap ekspresi B (Blood)  mulai berubah menjadi tidak percaya. Melihat sosok L dihadapannya. Kini dua orang yang memiliki ciri-ciri hampir sepenuhnya mirip saling berhadapan. L dengan posturnya, baju lengan panjang putih dan celana jeansnya, berdiri didepan B, yang menggunakan baju lengan panjang warna merah dan celana jeans hitam. Wajah pucat mereka yang sama, dengan garis hitam tebal dibawah mata mereka, gaya rambut berantakan yang berbeda, saling menatap satu sama lain. L, dengan ekspresi kosongnya, dan B dengan ekspresi ‘Takjub’nya, kini seringaian dan tawanya lenyap dalam sekejap. L mengenali, laki-laki ini. Tentu saja. Dia adalah salah satu calon penerusnya (L’s Successors) yang sudah menghilang begitu lama dari Wammy’s House. Tapi Ia tidak yakin, apakah B mengenalnya, karena selama ini, semua penerusnya belum pernah bertemu atau mengenal langsung L, dan itu tidak akan pernah terjadi, karena kabar meninggalnya sudah diketahui oleh seluruh orang di Wammy’s House.

“L?” Tanya B (Blood) heran

Dia mengenaliku? Bagaimana? Mata itukah?
Benak L

“Kau, hidup?” Tanya B (Blood) masih dengan ekspresi tidak percaya
“Ya, B, aku hidup.” Lanjut L
“Ta-tapi, bagaimana?”
“Keajaiban, B. Keajaiban datang menghampiriku.” Lanjutnya
“A-aku, tidak tahu harus berkata apa.”
“B, kenapa kau melakukan semua ini? Semua yang kau lakukan ini salah. Apapun masalahnya, Membunuh seseorang itu kejahatan. Dan tidak bisa dimaafkan.”

“Ta-tapi, aku melakukan semua ini karena mu. Aku ingin membawa kedamaian didunia ini dengan melenyapkan orang-oarang yang tidak berguna.” Teriak B (Blood) dengan nada meyakinkan
“B, kau bukan merubahnya, tapi kau memperburuknya. Aku tahu kau ingin merubah dunia ini, sama seperti yang aku inginkan. Tapi dengan cara ini, kau, bahkan kau tidak lebih baik dari Raito (Light/Kira).”
“A-apa yang salah denganku? Aku sudah berusaha unutk melakukan yang bisa aku lakukan. Tapi kenapa kau tidak mendukungku?” Tanya B (Blood) dengan nada kesal
“Kau tidak melakukan yang seharusnya kau lakukan, B. Kau hanya melakukan apa yang ingin kau lakukan.” Sambung L

“Hehehe...” B (Blood) menundukkan kepalanya menyeringai sambil tertawa.
“Kau salah L. Aku melakukan yang memang seharusnya dilakukan, dan aku berhasil. Aku bahkan melampauimu. Tidak ada seorangpun yang bahkan bisa membunuhku. Aku tidak lemah lagi. Kufikir kau lah yang selalu menjadi penuntun hidupku, aku selalu ingin menjadi dirimu, menjadi lebih hebat dari mu, tapi aku selalu gagal. Dan kini, kini aku bahkan, lebih dan lebih hebat dan melampaui diri mu yang sebelumnya. Sekarang kau lah yang lemah melebihi diriku yang sebelumnya, L. Hahaha. Dan satu hal lagi, Billy akan aku pastikan meninggal dalam beberapa menit. Hahaha.”
“Billy?” Tanya Dean
“Oh , tidak.” Ucap Garth

L bergerak maju mendekati B. Yang dipenuhi Selai Starwberry dengan seringaian seramnya dan mata merah dikanannya yang bercahaya.

“Aku akan memeriksa Billy.” Lanjut Dean
“Aku juga.”  Ucap Garth
“Kau benci kekalahan. Dan selalu mencoba untuk terus menang apapun yang terjadi.” Ucap L
“That’s right, That’s me.” Jawab B (Blood) masih sambil menyeringai
“Sama seperti ku. Aku juga benci kekalahan. Tapi ada satu hal yang membedakan antara aku denganmu. Kau mencoba merubah dunia dengan kekuatan yg seharusnya tidak kau miliki dan kau selalu tidak ingin ada kegagalan dan terjatuh sekalipun. Tapi aku, aku mencoba merubah dunia, dengan caraku dan dunia ini bekerja. Walaupun sering terkilir dan tersandung hingga terjatuh dan terluka. Aku bukan pengecut yang takut untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa aku bisa walaupun dengan hanya menggunakan kekuranganku. Dan satu hal lagi yang membedakkan kita, aku mempunyai banyak kekurangan dan sedikit kelebihan yang aku percayakan untuk dapat mengubah dunia. I’m alone maybe can’t defeat you. But together, we’re even more stronger than you.” Jelas L

“Eh, He, he. 5, 4, 3, 2, 1. Billy is dead. Hahaha.” Lanjut B (Blood) sambil tertawa keras

L mengambil beberapa lumeran selai Strawberry yang berada diwajah B (Blood).

“Hidup itu seperti selai ini. Jika tidak secepatnya kau kejar (Makan) Dia akan menjadi Asam, Lengket, dan dipenuhi oleh semut. Hidupmu akan menjadi tidak berarti dan terbuang jika selalu kau sia-siakan. Terkadang, ketika kita sudah mengetahui kapan saatnya kita harus pergi, bahkan pembunuh sekalipun, pasti akan meneteskan airmatanya memohon kepada Tuhan untuk kesempatan lainnya. Tapi hidup tidak selalu mempunyai kesempatan yang lainnya, B.” Jelas L

B (Blood) terdiam, tiba-tiba sakit yang begitu dahsyat melanda tubuhnya. Jantungnya berdetak semakin kencang setiap detiknya, hingga Ia pun akhirnya tidak bisa menahan rasa sakit yang begitu menyakitkan dan lalu menghembuskan nafas terakhirnya.

“Billy baik-baik saja. Dia sudah kuamankan. Apa yang terjadi?” Tanya Dean sambil melihat B (Blood) yang jatuh tergeletak dilantai dengan mata terbukanya
“Namanya Biyodo Akaishibi, B. Dia baru saja meninggal karena serangan jantung.” Jawab L
“I’m so sorry, L.” Ucap Khayla sambil menundukkan kepalanya
“Aku kira, aku akan dapat merubahnya. Tapi aku rasa, aku masih cepat beberapa tahun, mungkin, untuk merubahnya dan dunia ini.” Lanjut L
“L...” Balas Khayla
“Kita harus menguburkannya, L.” Lanjut Eva
“Iya.” Balas L sambil masih terdiam

#NowPlaying Lee So Jung – Daleul Gariun Hae

Matahari akhirnya terlihat menyinari. Pemakaman hanya dihadiri oleh Khayla, L, Sam, Dean, Garth, Eva dan Jackson. Kesunyian melanda, sampai pada akhirnya Crowley dan Tessa berpamitan untuk pergi, Karena kali ini tugas mereka sudah selesai. Crowley mengembalikan kain pemberian Jerahmeel dan Azrael kembali kepada Khayla, lalu menghilang bersama Tessa, pergi meninggalkan yang lainnya. Eva dan Jakson menunggu didalam mobil meninggalkan L yang masih berdiri dengan posturnya didepan makam B. Garth berpamitan sebelumnya kepada Khayla lalu Sam dan Dean. Lalu langsung pergi karena ada beberapa urusan yang harus Ia lakukan sebagai Hunter. Sam dan Dean masih bersama Camael disisi pemakaman lainnya.
Khayla menghampiri L, yang masih saja terdiam didepan makam B.

“So, aku rasa ini bukanlah akhir dan sebuah perpisahan. Kau bisa sedikit tenang sekarang, Adikmu tidak mengorbankan Jiwanya untuk menyelamatkanmu.” Ucap Khayla
“Ya, aku rasa begitu.”
“Apa kau merasa terpukul?” Tanya Khayla
“Aku tidak tahu. Watari, Mello, dan sekarang B. Aku bahkan tidak bisa menyelamatkan mereka. Aku merasa sendirian.” Jawab L

“L, No one’s own their own. Not even you, not even me. Terkadang kita berfikir bahwa seseorang yang sudah meninggal akan pergi dan hilang selama-lamanya begitu saja, tapi itu salah. Mungkin raga mereka tidak pernah akan bisa kita lihat lagi, tapi cinta mereka, tidak pernah lekang oleh waktu. Cinta mereka selalu hidup dan melindungi kita dari dalam sini. Dihatimu. Dihatiku, Dihati semua orang, yang mencintai maupun dicintai. Kau masih memiliki orang-orang yang sangat sayang disekitarmu, L. Adikmu salah satunya. Mungkin sekarang dia sedang berada ditempat yg  jauh, tapi, dia tidak akan pernah melupakanmu seberapa jauhpun jarak memisahkan.” Lanjut Khayla

“Heh, Ya. Kau benar. Aku tidak sendirian. Aku masih mempunyai banyak orang yang menyayangiku. Kini aku sudah hidup agak lebih lama. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Untuk Watari, dan semuanya.”
“Itu baru semangat.” Sambung Khayla sambil menyunggingkan senyumannya
“He, kau benar-benar mengingatkanku kepadanya. Ini...” L memberikan sebuah kartu kepada Khayla
“Jika kau membutuhkan bantuanku, kau bisa menghubunginya. Ia akan membantumu.” Lanjut L
“Near?” Tanya Khayla

“Near is a good name. He’ll always Near when someone is saved.” Jawab L sambil memandang langit
“L, No, Ryuzaki, Heh. Aku bahkan tidak tahu nama aslimu. No matter how gifted, You alone cannot change the world. But that’s the wonderful thing about this world. And for that, I want to live more bit longer in this world if I had a chance.” Khayla memeluk L
“So, after this, apakah mungkin kamu akan memikirkan lagi untuk mengambil kuliah?” Tanya L tiba-tiba
“What? Who says that to you? Sam? Dia benar-benar ingin aku belajar rupanya.” Jawab Khayla dengan senyumnya

“Kau ini sebenarnya lebih Pintar melebihi aku Khayla, hanya saja kau tidak pernah benar-benar yakin untuk menggunakannya. Jadi, aku sarankan, lebih baik, kau gunakan kepintaranmu untuk hal-hal yang lebih berguna dan baik saja.”
“Ya, aku rasa aku akan melakukannya, Ryuzaki. Lalu mempertimbangkan ‘Nya’ Dan, satu hal lagi. No one’s own their own. Not even me, Not even you, Not even him. Sampai jumpa, L.” Khayla menyunggingkan senyumannya dan lalu pergi meninggalkan L

L tersenyum. Kali ini senyumannya masih melekat cukup lama diwajahnya yang disinari cahaya matahari pagi.

“Kau benar Watari, banyak orang yang menyayangiku yang bahkan aku tidak sadari sekalipun.” Benak L

Dean dan Sam berada didepan mobil,  dengan Khayla didalamnya, duduk dikursi paling belakang, mencoba untuk tidur.

“Um, Btw, terimakasih karena sudah membantu kami dalam menyelesaikan kasus ini.” Ucap Sam
“Tidak masalah. Sudah semestinya aku membantu kalian. Kalian selalu membantuku, dan aku harus membalas semua kebaikan kalian.”
“Heh. Oh iya, Apa kau yang menceritakan tentang kasus Kira kepada Khayla?” Tanya Dean
“No, why? Aku fikir kalian yang memberitahunya atau dia menegtahuinya melalui berita. But, now It doesn’t matter anymore, so. Why you’re asking?” Tanya Camael
“Um, No, Nothing, I’m just kidding. I’m the one who told her about that.” Lanjut Dean sambil memperlihatkan senyum aneh “Ngeles”nya


“Oh, ya, now it makes any sense. Lagi pula berita tentang kasus Kira dengan L, tidak diketahui oleh siapapun, bahkan media masa ataupun pihak berwenang yang lainnya. Nobody knows about Death Note, lagipula.” Lanjut Camael
“Yeah, Right.” Sambung Sam
“Okay, then. Aku harus pergi sekarang.”
“Okay, take care.” Lanjut Sam

Sam dan Dean melihat kebelakang, terlihat Khayla yang sedang mencoba untuk tidur dikursi penumpang.
Mereka pun akhirnya pergi, meninggalkan pemakaman. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Tapi matahari pagi saat ini sangatlah menghangatkan. Angin menghampiri setiap kulit pucatnya. Dengan postur yang ‘tidak tegak’nya, senyumannya terlihat.

“Watari, aku... Aku berhasil untuk... Hidup lebih lama lagi didunia itu. Karena nya, Karena mu, dan karena semua orang. Terimakasih. Kali ini, kali ini, tolong bantu aku. Tetaplah berada disisiku. Aku akan berusaha lebih keras mulai sekarang. Dan, hehe, tentu saja, untuk merubah penampilanku. Dia selalu memarahiku karena hal kecil seperti ini. Tidak, katanya hal kecil seperti inilah yg akan menyelamatkanku nanti, aku rasa dia benar, Watari. Aku akan selalu melindunginya mulai sekarang, sama sepertinya yg selalu melindungiku dari waktu ke waktu, walaupun aku tidak tahu sekalipun. Aku, akan melindungimu, kalian semua. Dengan ini. Dengan semua yang aku punya didunia ini. Cinta dan pengorbanan, didalam hati ini. Aku akan berusaha. Bantu aku, Watari. Aku ingin melihat senyuman kalian sekali lagi.” Benak L

Burung-burung berterbangan sambil mengumandangkan nyanyiannya. Daun berjatuhan dan berguguran dimana-mana. Ia berjalan, pergi meninggalkan tempat itu. Dengan senyumannya, Ia kembali kepada dunia yang menunggunya. Masih banyak tugas yang harus Ia selesaikan. Karena itulah hidupnya. Keajaiban yang menghampiri, Cinta yang mengasihi, dan Berkah yang melindungi. Telah merubahnya, dari “Nothing”  menjadi “Something”  dari “No one”  menjadi “Someone”  dan dari “Nobody” menjadi “Somebody.”

Hidup adalah lika-liku labirin, terkadang ketika kau sudah masuk kedalamnya, kau harus tetap terus berusaha untuk meneruskan jalan dan mencari, terus mencari, menemukan ujungnya. Walaupun harus menempuh waktu yang cukup lama sekalipun, dengan Cinta dan Cahaya yang mengikuti, Demi orang yang tercinta dan dicintai, Hidup akan terasa lebih berarti ketika kau menemukan tujuan hidup mu yang sebenarnya, yang kini terlihat jelas berada dihadapan jalanmu.

#NowPlaying Delta Goodrem – In This Life

Tentang Biyodo Akaishibi (B/Blood) dicerita ini

·        Karakter B (Blood/Biyodo) didalam cerita ini sangat mirip dengan L, hanya saja ada beberapa perbedaan karakteristik B didalam cerita ini maupun yang berada didalam novel Death Note 4 (Death Note: Another Note). Karakter B (Beyond Birthday) didalam novel cenderung lebih mirip dengan L, postur tubuhnya, caranya duduk dan kesukaannya akan makanan manis seperti Selai strawberry. Sedangkan karakter B (Blood/Biyodo) didalam cerita ini hampir mirip dengan karakter B (Beyond Birthday) didalam novel Death Note, hanya saja B (Blood) didalam cerita ini memakai baju lengan panjang berwarna merah dengan celana jeans hitamnya. Dan juga diterangkan bahwa tata rambut acak-acakan/berantakan B (Blood) didalam cerita ini agak sedikit berbeda dari L. Dan lagi mata shinigami B (Blood/Biyodo) berbeda dengan mata shinigami kepunyaan B (Beyond Birthday) didalam novel. Beyond Birthday memiliki kedua mata Shinigami sedangkan B (Blood) hanya memiliki satu mata shinigami, dimata kanannya. Selain itu ada lagi beberapa perbedaan seperti asal-usul B (Blood/Biyodo) dan Beyond Birthday dicerita ini dan didalam novel, yang jauh berbeda. Maupun tentang Life Note dan The Deathly Death Note.

·        Biyodo diambil dari nama Beyond Birthday (Biyondo Basudei) yang berasal dari novel  
dEATHnOTE: Another Note
 
·        Akai diambil dari pengertian Mata Merah (Akai Me)
·        Shi diambil dari pengertian Dewa Kematian (Shinigami)
·        Bi diambil dari pengertian Birthday (Tanjobi)

...To Be Continued...

more info!

Add me on Facebook: http://facebook.com//junitahkurniawati (Kurniawati Junita)
Follow us on Twitter: @Junita_K @Khayla_Anan #SupernaturalFanfic
my Youtube: Kurniawati Junita

note: If there is some mistakes from any words, or story, Please understandable. Thank you, for reading this short-fanfic. Have A Nice Day!
 
CAST
JARED PADALECKI as Sam Winchester
JENSEN ACKLES as Dean Winchester
DEMI LOVATO as Khayla Anan
DJ QUALLS as Garth
KENICHI MATSUYAMA as L (Ryuzaki)
NICHOLAS HOULT as Camael

MARK SHEPPARD as Crowley

LINDSEY MCKEON as Tessa

HUNTER PARRISH as Azrael





BRADLEY JAMES as Jerahmeel

HARUMA MIURA as B (Blood/Biyodo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUPERNATURAL-FANFIC Part 3 "A Very Special Night With Super Unnatural."

SUPERNATURAL-FANFIC Part 6 "Anything is Possible."

SUPERNATURAL-FANFIC Part 2 "My Mother, Is My Monster?"