Supernatural's France Spinoff: Numbers





SUPERNATURAL-FANFIC
Supernatural’s France Spinoff:  nUMBERS
Written by: Junita K
Created Date: September 30, 2014
Air Date: October 02, 2014

Kami adalah “Mereka” yang menyelesaikan masalah yang tidak dapat dikaitkan dengan Ilmu pengetahuan. Kami memburu, bertahan hidup dan terus berperang.
Tentu saja hingga Kematian memanggil, itulah akhir dari tugas seumur hidup kami ini. Menyebalkan, dan tiada kata “Berhenti” didalamnya.


Chapter One.

Hembusan angin pagi menghampiri, Suara merdu burung pagi menghiasi, Kilauan sinar mentari cahaya matahari yang menghangatkan menyatu bersama dengan senyuman.
Sambil ditemani oleh teman setianya, Khayla terus memegang susu coklat kesukaannya, Membuka setiap lembaran buku dan tetap berusaha untuk mencoba terus terfokus pada kegiatan yang sedang ia kerjakan.
Sesekali Ia mengganti tatapan matanya kearah Notebook yang bersinar memancarkan beberapa catatan didalamnya.

Khayla selalu orang pertamalah yang akan berada diruang tamu, dengan “Posisi gagah Yang Mulia Raja, Duduk anggun seperti Seorang Putri dan Wajah tangguh tampak Seorang Ksatria” merupakan suatu ciri khas dari dalam diri Khayla yang sepertinya tidak akan dengan mudah hilang begitu saja.
Dean muncul dengan sosok yang bisa dibilang Keren menurutnya. Seperti biasa, kelakuan anehnya akan selalu dimulai ketika Ia melangkahkan langkah-langkah uniknya itu.

“Sudah berapa kali aku katakan, kalau ingin menyiksa diri lebih baik kau langsung mengubur hidup-hidup tubuh tak berdayamu itu.” Serunya sambil menghembuskan nafas panjangnya yang disertai dengan nada kesal
“Biar kutebak, kau sudah bangun sejak, mungkin 10 jam yang lalu!? Hm, atau mungkin kau berkeliaran semalaman dan bahkan lupa untuk memejamkan mata-mata itu?!” Lanjut Dean sambil duduk didepan Khayla dan menatapnya dengan serius

“Kau fikir aku ini Vampir, berkeliaran dimalam hari, mencari mangsa dan bahkan tidak tidur sekalipun.” Jawab Khayla dengan raut wajah yang menampakkan kekesalannya
“Sepertinya bahkan mungkin kau ini memang Vampir, dan aku harus memburumu agar kau berhenti.” Balas Dean yang kini menaikkan tingkat kekesalannya

Sam datang, seperti biasa dengan penampilan Paginya.
“Daripada kalian sibuk berkelahi tanpa dapat menemukan titik akhirnya, lebih baik sekarang kita bergegas.” Seru Sam sambil berjalan dan menampakkan raut wajah “Yaampun”nya
“Bergegas? Kemana kita akan pergi?” Tanya Dean

“Aku baru saja mendapatkan kabar bahwa ada kejadian aneh baru-baru ini di Museum Louvre. Awalnya ada beberapa pegawai Museum tersebut yang meninggal dengan tak wajar. Mungkin mereka hanya mengira itu kecelakaan biasa. Namun, semalam ditemukan sembilan orang pegawai Museum tersebut yang mengalami kecelakaan yang aneh. Lima dari mereka adalah Laki-laki yang berusia antara 35-50 tahun, meninggal dengan bekas luka lebam yang muncul dari dalam tubuh, lalu menderita luka bakar serta bagian tubuh mereka hancur terbelah menjadi berkeping-keping.”
“Uh, Nafsu makanku, Sam! Nafsu makanku!” Sambil menyerukan nada Kesalnya Dean menampakkan raut muka sedihnya

“Bisakah aku selesaikan perkataanku terlebih dahulu?! Lalu, Empat orang diantara mereka adalah Perempuan yang berkondisikan hampir sama dengan korban-korban yang lainnya. Hanya saja, ada beberapa bekas goresan disekujur tubuh mereka.”Lanjut Sam
“Hm, tidak wajar. Sepertinya kita harus bergegas pergi kesana.” Jawab Khayla

“Kita?! Semenjak kapan kau akan selalu terlibat dimasalah-masalah yang seperti ini? Serius deh, Sam. Kau yakin akan mengajak anak kecil ini untuk mempertaruhkan nyawanya ditengah-tengah rel kereta?” Seru Dean sambil mengumandangkan nada-nada anehnya
“Dean, dia bukan lagi anak kecil. Dan cepat atau lambat kita harus memberitahukan kepada dirinya bahwa inilah Dunia yang sebenarnya. Membunuh atau Dibunuh dan Memakan atau Dimakan. Kenyataan yang sebenarnya itu tidak seperti yang ada didongeng-dongeng pengantar tidur, Dean. Yang mempunyai Akhir bahagia didalamnya. Hidup itu akan terus berlanjut walau sampai mati nanti. Diri kitalah yang menentukan alur cerita hidup kita.” Jelas Sam dengan nada Tenangnya
“Ya, walaupun kenyataanya dia masih 16 tahun..” Lanjut Dean

Sam menatap Dean dengan wajahnya itu, Menampilkan raut wajah yang mempertanyakan keputusan Dean. Dean merubah kembali raut wajahnya seperti semula.
“Baiklah-Baiklah. Do whatever you like, but I won’t say I told you so. Jadi, apa yang sekarang harus kita lakukan?” Tanya Dean
“Jiah, korban Tangled ceritanya.” Ucap Khayla secara tak disengaja
“Kita harus secepat mungkin pergi ke Museum Louvre tentu saja. Siapkan Passport kalian.” Jawab Sam sambil pergi meninggalkan Khayla dan Dean
“Passport?” Tanya Dean heran


Chapter Two.

“Jadi ini maksudnya Passport. Tidak ada yang bilang kalau aku harus naik pesawat untuk sampai ke Museum itu.” Seru Dean dengan nada kesalnya yang bercampur dengan kegelisahan sambil memasang sabuk pengaman

“Museum itu berada di Paris, Dean. Aku kira kau sudah tahu! Lagi pula ada apa antara dirimu dengan nada panikmu itu sih?” Tanya Khayla penasaran
“Aku, Aku, (menghembuskan nafas). Aku tidak suka Pesawat.” Jawab Dean dengan nada Pasrahnya
“Kau, Phobia dengan Pesawat?” Tanya Khayla dengan nada heran
“A-aku hanya tidak menyukainya.” Jawab Dean dengan nada malunya
“Aku juga pada awalnya tidak menyukai Pesawat.” Lanjut Khayla
“Yeah, (Pesawat tiba-tiba berguncang sebentar, lalu Dean menutup matanya sambil menyembunyikan raut wajah gelisahnya) Tapi bagaimana aku dapat menghilangkannya?” Tanya Dean gelisah
“Kau tidak bisa. Ini sama seperti membunuhmu lagi dan lagi. Tapi itu semua kembali kepada diri kita masing-masing, tergantung dengan dirimu itu sendiri. Setidaknya, hanya ini yang dapat kulakukan.” Khayla merubah arah hadapannya kearah Dean lalu mengusap-usapkan tangannya dan menempelkannya dikening Dean

“Bagaimana?” Kegelisahan Dean lama-kelamaan mulai memudar
“Lebih baik.” Jawab Dean sambil tersenyum
“Tenang saja, Dean. Aku disini.” Lanjut Khayla
“Kau ini, selalu saja dapat menyelesaikan segala sesuatu dengan caramu sendiri.” Sambung Dean sambil tersenyum


Museum Louvre, Paris. Pukul 01 p.m
Sam, Khayla dan Dean bergegas menuju ke Museum tersebut.


“Wow, kau kelihatan baik-baik saja!?” Seru Sam
“Aku rasa begitu.” Jawab Dean sambil menyundingkan senyumannya
“Hai, Aku Agent Ripley dan ini Partnerku. Agent Jane dan Agent Thomas. Kami disini untuk kasus Kecelakaan di Museum ini.” Kata Dean sambil menunjukkan ID FBI yang dimilikinya
“Silahkan lurus-terus. Tempat kejadiannya ada dipaling ujung koridor ini. Disana kalian akan bertemu dengan salah satu Agent yang sedang bertugas untuk menangani masalah ini. Dia yang akan membantu kalian.” Jelas salah satu Polisi wanita yang sedang menjaga daerah tersebut
“Baiklah, Terimakasih.” Lalu Dean, Khayla dan Sam bergegas menuju tempat tersebut
Dean terhenti, bagaikan tertancap beribu-ribu paku dikedua kakinya. Sambil menampilkan raut wajah tidak percaya, Tampak secercah nada kesal keluar dari mulutnya

“Dean? Ayo!” Ajak Sam dengan nada herannya
You’ve got to be kidding me.Jawab Dean dengan nada tak percayanya sambil berusaha membawa tubuhnya bergerak maju kedepan
“Garth?” Seru Sam
“Garth!” Lanjut Dean dengan nadanya
“Garth?!” Seru Khayla sambil menyundingkan senyumannya
Hello, Guys! Lama tidak bertemu.” Jawab Garth sambil membuka Kacamata hitam dan mengkaitkannya di baju

“Eh, sepertinya baru kemarin deh kita bertemu.” Lanjut Dean
So, Garth. What’s the situation?” Tanya Sam
“Sepertinya siapapun itu, mereka berusaha untuk mengambil lukisan Mona Lisa dan pada akhirnya mereka berhasil. Well, sambil meninggalkan “Luka” yang berbekas tentu saja.” Jelas Garth
“Luka?!” Tanya Khayla didalam benaknya
“Apa sudah ada data-data kemungkinan tentang Siapa pelakunya?” Tanya Dean
“Aku belum dapat memastikan siapa dalang dibalik semua ini, tapi aku mempunyai beberapa Teori, mungkin.” Jawab Garth
“Akan lebih baik kalau kita mendiskusikan masalah ini ditempat lain.” Lanjut Sam
“Aku rasa mungkin ini ada kaitannya dengan Ksatria Neraka (Knights of Hell). Luka lebam dari dalam tubuh korban, Bekas terbakar, Goresan, Hancur secara berkeping-keping. Tidak mungkin manusia biasalah yang membuat perbuatan yang mengerikan seperti itu. Bahkan kau dapat mengetahuinya hanya dengan melihat bagaimana cara mereka dibunuh.” Jelas Garth
“Tapi untuk apa mereka mencuri lukisan Mona Lisa? Tidak mungkin mereka membutuhkan uang, apalagi mencintai karya seni manusia.” Tanya Dean
“Pasti ada maksud lain dibalik semua ini. Apapun itu, itu tidak mungkin bagus.” Sambung Sam
“Tunggu dulu!” Seru Khayla
“Ada apa?” Tanya Sam

“Da Vinci adalah orang yang melukis Mona Lisa itu sendiri. Dia adalah Pelukis sekaligus Ilmuwan. Banyak teori yang hingga sekarang digunakan berdasarkan teorinya. Da Vinci banyak menggunakan berbagai macam kode didalam setiap karyanya. Apakah mungkin, mereka mencoba menemukan sesuatu milik Da Vinci yang berhubungan dengan lukisan Mona Lisa?” Tanya Khayla
“Mungkin saja.” Sambung Sam
You’re Genius. Setahuku Da Vinci memang pernah berhubungan langsung dengan Vatikan. Mungkin itu ada kaitannya dengan semua ini.” Jawab Dean
“Iya, tapi sampai sekarang memecahkan kode Da Vinci itu sulit atau mungkin memang mustahil sekali bagiku.” Lanjut Khayla sambil menarik nafasnya
“Hey, tidak ada yang tidak mungkin didunia ini selama masih ada Dia.” Seru Sam
“Aku semakin jatuh cinta saja kepadanya.” Benak Garth
“Sepertinya kita harus berusaha mencari tahu lebih dalam lagi tentang lukisan Mona Lisa ini.” Lanjut Sam

“Let’s finish these suckers!
Seru Dean
“Aku akan mencari tahu tentang hubungan Vatikan dengan Da Vinci.” Seru Dean
“Aku akan mencari tahu tentang lukisan Mona Lisa.” Balas Sam
“Sedangkan aku, aku akan mecari tahu tentang biografi Leonardo itu sendiri.” Sambung Garth sambil tersenyum memandangi Khayla


Chapter Three.

Ayolah! Kalau hanya mencari hal-hal seperti itu... Aku harus berfikir, Aku harus berusaha mencobanya. Baiklah.Benak Khayla sambil menghela nafasnya. Kini Khayla berusaha untuk fokus dan meningkatkan daya kerja pemikirannya. Raut wajah Khayla berubah dalam seketika. Tatapannya kini bagaikan Singa yang siap kapan saja untuk memangsa buruannya.

“Hufft.” Khayla menghela nafasnya beberapa kali, dan kilasan balik mulai bermunculan, seakan-akan sebuah film sedang diputar dihadapannya. Catatan mengenai lukisan Mona Lisa, Tempat kejadian di Museum Louvre, Leonardo Da Vinci. Kilasan tersebut tampak begitu jelas. Sambil memejamkan kedua matanya, Khayla tetap terfokus mencari celah-celah didalam ingatannya dimana tidak seorangpun, Garth, Sam maupun Dean yang menyadari apa yang sedang Khayla lakukan sekarang. Seakan-akan Khayla memiliki Dunianya sendiri.

“Mari lambatkan waktu.
Jika aku adalah Dia, apa yang akan aku lakukan? Apa yang kufikirkan saat itu? Apa yang aku rencanakan? Apa yang aku inginkan?” Benak Khayla

“Benar juga. Vatikan saat itu menentang Galileo, Isaac Newton dan Da Vinci akan teori Ilmu pengetahuan yang disandingkan dengan perkara Agama. Pada saat itu, tidak ada yang boleh mempertanyakan akan kuasa tuhan ataupun agama. Mereka bertiga meninggalkan manusia pengetahuan yang sangat berarti bagi kehidupan manusia secara teori, bukan secara agama. Ilmu pengetahuan adalah buah dari Agama. Buah? Keturunan? Tidak, Bukan. Ayo, kita coba lagi.

Buah, Gravitasi, Apel, Isaac Newton.
Bumi adalah Sumber kehidupan, Sumber tertinggi, Tata surya, dihimpit oleh surga dan neraka. Matahari, Galileo Galilei.
Keturunan, Dia mempunyai seorang pengikut yang dapat juga diartikan sebagai pasangan. Cawan suci, tapi tidak terlihat secara materi. V melambangkan seorang laki-laki sedangkan V terbalik melambangkan seorang perempuan. Priory of Sion, Knights Templar, Bunga Mawar.
A. Pope,
Ayolah, berfikir! Hufft. Baiklah. Leonardo Da Vinci.” Benak Khayla
Khayla menemui jalan buntu. Kelelahan mulai menghantui dan sedikit demi sedikitpun kekecewaan mulai menghampiri.

“Karya. Karya? Lukisan?” sambil melihat-lihat ingatannya, sesuatu terlintas didalam benaknya
“Setidaknya berusaha itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Karena, tidak ada usaha yang sia-sia.” Ucap Khayla pada dirinya sendiri
Khayla mulai memacu cepat laju jalan pemikirannya, sesekali menghela nafas. Semua teori yang terlintas hanya menemui jalan buntu, karena semua terori yang ia fikirkan menurutnya hanya pendapat pribadi semata.
“Rahasia tentang Kemanusiaan?” Tanya Khayla terhadap dirinya
“Sepertinya memang susah untuk memecahkan kode ini.” Ucap Sam
“Yeah, Dude. Ini akan sangat melelahkan.” Lanjut Dean
“Apapun itu, kita tidak boleh membiarkan mereka mendapatkan sesuatu milik Da Vinci yang tersembunyi didalamnya. Karena itu bisa jadi berbahaya.” Sambung Khayla tanpa memperhatikan Garth, Sam dan Dean yang melihat Khayla dengan tatapan heran akan ekspresi dan aura berbeda yang ditunjukkannya

“Sepertinya kau menemukan sesuatu.” Ucap Sam memecahkan keseriusan(Fokus) Khayla
“Hah?” Tanya Khayla heran
“Hm, dari raut wajahmu itu, aku yakin kau menemukan sesuatu. Hanya saja belum yakin sepenuhnya atas apa yang kau temukan dengan apa yang kau inginkan untuk kau ketahui.” Lanjut Sam
“Emm...” Jawab Khayla sambil berfikir
“Keluarkan saja.” Sambung Dean
“Well, ini masih pendapat sih.” Jawab Khayla tidak yakin
“Tidak akan terasa sakit kok. Jadi, kenapa tidak?!” Ucap Garth sambil mempertahankan senyumannya

“Okay.
Ada banyak pendapatku tentang tahun lahir dan tahun kematiannya. 1452 dan 1519.
Dari angka 9 dan 2 ini, dapat tercipta angka 7. Didalam lukisan Mona Lisa, dia menampilkan 9 jarinya. Ada beberapa angka yang telihat secara kasat mata dikedua matanya. Kalau aku, menurutku aku melihat angka 4 atau angka 21 atau mungkin itu merupakan sebuah angka yang disertai dengan huruf, yaitu L1 dimata kanannya. Menurutku, atau mungkin hanya aku saja yang menyadarinya secara entah bagaimana itu, aku melihat angka 8 disebelah mata kirinya.
L1: L bisa melambangkan huruf L itu sendiri, atau mungkin angka 8. Yang apabila dibagi menjadi dua dapat menghasilkan angka 4.
4: Apabila dibagi dua dapat menghasilkan angka 2.
21: Melambangkan besar lukisan tersebut, 21cm. Atau mungkin semua ini tidak ada kaitannya sama sekali.
9 jari Mona Lisa bisa mengacu terhadap lukisan Madonna of the Yarnwinder, karena, mungkin, angka terakhir tahun pembuatannya itu adalah 7. Angka-angka yang terdapat dijarinya yaitu 7, 9, dan 6. Setengah dari angka 7 adalah 3,5. Angka 9 yaitu 3 (3x3). Angka 6 yaitu 3x2 atau 3+3. Ini dapat mengacu kepada lukisan Da Vinci yang ia buat pada tahun 1496 yang berjudul La belle ferronniere.
Ada kemungkinan L itu merupakan angka 2 seperti yang sebelumnya aku beritahu. Jadi apabila itu adalah angka 2 yang berkemungkinan huruf B dan angka 1 adalah huruf A, ini dapat mengacu kepada lukisan Da Vinci yang lainnya, yaitu The Baptism of the Christ, atau Bacchus. Kalau menurutku lukisan Bacchus dengan St. John the Baptist mempunyai beberapa kesamaan didalamnya. Didalam lukisan St. John the Baptist, tangan pria tersebut membentuk huruf  L atau angka 1, ataupun angka 2. Jika L adalah huruf L dan angka 1 merupakan huruf A, kata yang terbentuk adalah La. Lady with an Ermine dan La belle ferronniere merupakan lukisan yang Da Vinci buat. Bagaimana dengan lukisan Salvator Mundi, jari yang terbentuk adalah huruf L atau angka 2 atau angka 1 ataupun angka 5. Huruf L adalah Alfabet ke-8. Untuk apa angka 8 itu? Apa maksudnya? Mungkin lukisan mengarah kepada lukisan Ginevra de Benci ataupun lukisan Benois Madonna. Menurutku Madonna ingin mengatakan sesuatu tentang gadis atau perempuan yang berada didalam lukisan karya Da Vinci yang bernama La belle ferronniere itu.” Jelas Khayla sambil melangkahkan kaki-kakinya, menggerakkan jari dan tangannya

“Kenapa mereka?” Tanya Garth
“Aku tidak tahu. Mungkin karena ada angka 7 dan 14 didalamnya. Ini sangat rumit, aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya, Tapi semua ini berhubungan satu sama lain.” Jawab Khayla ragu
“Ya, ini mungkin berhubungan dan rumit dengan cara atau pemikiranmu sendiri.” Ucap Dean
“Mungkin. Aku hanya berfikir bahwa, Semua ini tidak terlihat mudah seperti kelihatannya.” Lanjut Khayla

“Aku tahu.” Jawab Sam
“Mungkin itu, itu hanya simbol. Well, semua itu masih teori menurutku.” Ucap Khayla
“Khayla, suatu teori harus berdasarkan pada apa yang sudah diketahui kebenarannya dan itu sudah mutlak dan terjadi atau memang benar adanya. Aku tidak berkata bahwa teori mu tidak bisa diterima, hanya saja, mungkin itu belum bisa disandingkan atau mungkin karena kita belum melihat kebenaran sebenarnya, karena hal itulah kita belum mengetahui pasti akan hal tersebut.” Balas Sam
Well, itu artinya ini semua masih hanya pendapat semataku.” Jawab Khayla sambil menyundingkan senyuman lelahnya

Sam dan yang lainnya mulai merasakan sedikit kekhawatiran disecercah senyuman mereka. Mereka menghargai segala usaha yang Khayla lakukan, hanya saja mereka tidak tahu untuk saat ini apa yang harus mereka lakukan dalam menanggapi semua hal ini
Disamping itu, walaupun lelah dan tidak mendapatkan kesusksesan diakhirnya, Khayla tetap mencoba dan terus mencoba walaupun itu tidak mungkin sekalipun.
Sambil berjalan kembali menuju bangku dan mejanya, Khayla tetap terus pada Fokusnya.

“Mungkinkah... tentang Apa yang dapat dilakukan manusia terhadap alam semesta yang diinjaknya? Hm, Aku rasa.. Hufft.” Sekali lagi Khayla menghela nafasnya, pertanda yang sama. Yaitu menemui jalan buntu.

“Bagaimana kalau ternyata mereka telah menemukan benda apapun itu dengan membakar lukisan Mona Lisa dan menemukan Lokasi dimana benda itu disembunyikan?” Ucap Dean seketika
“Benar juga. Kita tidak memikirkan akan hal itu. Mari berharap mereka belum melakukannya.” Jawab Sam yang kemudian kembali kepada apa yang sedang ia lakukan sekarang


Chapter Four.

Sambil terus berfikir, Khayla akan melakukan suatu tindakan untuk memantapkan pemikirannya akan teori yang ia temukan.

Khayla memacu kencang laju jari-jarinya. Matanya tetap tertuju pada Notebook dihadapannya.
Hingga pada akhirnya Jam menunjukkan tepat pukul 00.00 pagi. Garth, Sam dan tentunya Dean sedang beristirahat dikamar Motel mereka masing-masing. Hanya Khayla lah yang masih terjaga hingga selarut ini. Lipatan hitam dimatanya semakin lama semakin terlihat akibat tak bisa tidurnya ia setiap malam.
Khayla merapihkan Sweaternya dan bersiap-siap untuk mengendap-endap keluar.
Khayla terus memperhatikan Motel Dean-Sam dan Garth, jikalau tiba-tiba mereka menyadari ketidakhadiran Khayla.


Angin malam berhembus menghujani daging tipis yang membalut tubuh. Suara gonggongan Anjing terdengar memenuhi warna gelap kehitaman dimalam hari. Khayla mencoba membobol sistem keamanan Museum Louvre secara halus tanpa terdeteksi. Keahlian tersembunyi Khayla ini sangat mengesankan. Hanya butuh waktu kurang dari dua menit, Khayla dapat menyusup secara tak terdeteksi kedalam tempat yang sangat ketat pengamanannya hanya dengan berbekal semangat dari dirinya sendiri.
Terdapat beberapa penjaga yang mengawasi tempat itu secara bergantian. Tentu saja, Museum tersebut menyimpan karya legendaris yang tak ternilai harganya. Apalagi setelah kejadian yang baru-baru ini terjadi. Pengamanan pasti akan ditingkatkan berkali-kali lipat. Benar-benar ide yang jenius dan nekad sekali.

Khayla hanya berkisar beberapa sentimeter dari jarak tempatnya bersembunyi ke tempat lukisan La belle ferronniere karya Leonardo Da Vinci itu.
Sambil melihat jam tangannya, Bunyi benda yang kira-kira memiliki berat 70kg terdengar. Bunyi dentuman pelan yang berat tersebut membuat Khayla penasaran.

Jantung Khayla terpacu dengan laju yang bisa dibilang hampir mendekati kecepatan maksimum. Langkah-langkah kaki yang mengeluarkan bunyi lamban lalu berat itu terdengar. Semakin lama semakin mendekat.
Khayla telah mempersiapkan dirinya akan apapun yang terjadi nantinya.

Terlihat sosok besar, berbadan kekar dihadapannya dengan rambut pirang panjang yang tergerai dan memiliki setengah sayap dibelakang punggungnya. Warna sayap tersebut hitam bercampur coklat kemerah-merahan. Dia memiliki mata kiri yang bewarna coklat keemasan, mata kanannya mengeluarkan cairan merah seperti darah tanpa terlihat adanya bola mata didalamnya. Dia hanya memiliki satu sayap dipunggung kirinya. Sambil berjalan mendekati lukisan Lady with an Ermine yang bersebelahan dengan lukisan La belle ferronniere, Khayla yang sedang memegang sebuah Tasbih ditangannya meningkatkan tingkat kewaspadaan pada dirinya.

Sosok tersebut mengeluarkan sebuah percikan api ditangannya.

Apa yang akan dia lakukan? Apakah dia ingin menghancurkan lukisan tersebut? Atau mungkin ia ingin mengambilnya?Benak Khayla
Khayla telah bersiap-siap untuk melakukan sesuatu, tapi kemudian tiba-tiba seseorang menarik dirinya dari belakang.

“Dean, Sam, Garth? Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Khayla sambil berbisik
“Bukan berarti kami tidak mengerti apa yang kau ingin kami mengerti, kami tidak percaya dan peduli kepadamu!” Jawab Sam
“Aku tahu tatapan serius itu. Apapun yang kau fikirkan pasti akan terus kau coba dan lakukan. Kau ini kan keras kepala, sama seperti aku.” Lanjut Dean
“Kalian semua...” Ucap Khayla sambil tersenyum
“Tenang saja, kita semua pasti akan ada untukmu Khayla.” Jawab Garth Sambil memegang pundak Khayla
Dean melepaskan pegangan Garth pada pundak Khayla, dengan wajah kesalnya
“Jadi, sekarang apa yang harus kita lakukan?” Tanya Sam

“Kita akan mencoba apa yang dapat kita lakukan, tentu saja.” Jawab Dean
Senyuman dan semangat mereka bersinar, kini mereka akan melakukan apa saja agar dapat menghentikan makhluk tersebut.

Makhluk tersebut mulai mendekat dan hampir menyentuh lukisan Lady with an Ermine itu.
“Apa yang harus kita lakukan nih???” Tanya Garth dengan nada paniknya
Khayla berfikir dan lalu berlari menuju tempat makhluk tersebut berada tanpa berfikir panjang.
“Hey! Seems like this isn’t your lucky day, Dude.Seru Khayla sambil melemparkan Tasbihnya kearah makhluk tersebut

Makhluk tersebut mulai merasakan kesakitan dan mulai mengeluarkan suaranya. Sambil menampakkan wajah yang dipenuhi amarah didalamnya

“Aku akan membalas perbuatanmu, Anak ingusan!” Serunnya dan lalu akhirnya menghilang dengan kobaran api yang menyelimuti tubuhnya itu
“Dia menghilang?!” Ucap Garth
“Sepertinya begitu.” Jawab Sam

“Ya, Tapi sepertinya ini belum berakhir seperti apa yang kita inginkan.” Lanjut Khayla
“Kita harus siap apapun yang terjadi, itu sudah pasti.” Sambung Dean
“Hufft, That was close!Seru Garth

Seriouslly?’”Ucap Dean
What?” Jawab Garth
Sam dan Dean pun beranjak dari tempat mereka dengan ekspresi unik mereka masing-masing. Garth pun mengikuti.
“Hey, Guys! Tunggulah aku!” Seru Garth sambil mengejar Sam dan Dean

Khayla menyundingkan senyumannya. Kini hanya Ia yang tertinggal. Masih banyak misteri dan pertanyaan yang belum terselesaikan yang masih harus diperjuangkan oleh Khayla, tentu saja.
Sambil melihat lukisan La belle ferronniere yang terletak disebelah lukisan Lady with an Ermine, Khayla menghela nafasnya, dan lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Museum itu.


“Ayolah, aku sudah sangat lelah nih!” Seru Dean dari kejauhan
“Hehe, iya-iya. Maaf!” Jawab Khayla sambil tersenyum
“Wah, senyumanmu menghancurkan hatiku.” Balas Garth
“Jiah. Shut up, Garth. Or I will kill you.Sambung Dean
“Heh, O-okay, Sorry.” Jawab Garth ketakutan

Khayla dan Sam tertawa. Hitamnya langit dengan dipenuhi cahaya-cahaya putih yang menyinari keindahan malam sangat menyejukkan hati.

Warna-warna lampu dijalan mengikuti indahnya taburan warna yang bertebaran dan bersatu padu menjadi satu.

Bintang-bintang berteriakan mengatakan kata-kata indah disetiap kerlipan sinarnya.
Ini bukan kisah yang mempunyai akhir bahagia seperti kebanyakan cerita didalamnya, Maaf!


The Holy Grail 'neath ancient Roslin waits.
The blade and chalice guarding o'er Her gates.
Adorned in masters' loving art, She lies.
She rests at last beneath the starry skies...


Based on : The Da Vinci Code (2006)


...To Be Continued...
 
more info!

Add me on Facebook: http://facebook.com//junitahkurniawati (Kurniawati Junita)
Follow us on Twitter: @Junita_K @Khayla_Anan #SupernaturalFanfic

invite me: 7DF7E89E
ask me: http://ask.fm/Junita_K
instagram: junita_k

note:
If there any mistakes, please forgive me 'cause I'm just an ordinary girl and also human who can make lots of mistake. Thank you for reading this Spinoff Fanfiction. Have a nice day, May God Bless You all.

CAST

Jared Padalecki as Sam Winchester

Jensen Ackles as Dean Winchester

Demi Lovato as Khayla Anan

DJ Qualls as Garth

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUPERNATURAL-FANFIC Part 3 "A Very Special Night With Super Unnatural."

SUPERNATURAL-FANFIC Part 6 "Anything is Possible."

SUPERNATURAL-FANFIC Part 2 "My Mother, Is My Monster?"